Suara.com - Sains Ungkap Kaitan Unggahan di Facebook dengan Risiko Diabetes
Risiko penyakit diabetes bisa diketahui dari unggahan media sosial lho! Sebuah studi terkini menunjukkan bagaimana unggahan kita di Facebook bisa menjadi penunjuk adanya masalah kesehatan tertentu.
Hal ini dibuktikan melalui studi dari tim Fakultas Kedokter Universitas Pennsylvania yang melibatkan 999 responden dewasa.
Para peneliti menganalisis penggunaan kata-kata yang kerap digunakan para responden di Facebook. Selain itu mereka juga dianalisis gaya hidup dan kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Sedang Populer, Minuman Bubble Tea Bisa Sebabkan Kanker Hingga Diabetes
Temuan yang paling mengejutkan, responden yang kerap menggunakan kata 'Tuhan' dan 'berdoa' dalam unggahannya berisiko 15 kali lipat terserang diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang jarang menggunakan istilah itu.
Diabetes tipe 2 sendiri terjadi ketika tubuh mengembangkan resistensi terhadap insulin, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Dari 999 peserta yang dianalisia, 76 persen diantaranya adalah perempuan, 70 persen berusia dibawah 30 tahun dan 71 persen berkulit hitam.
Sebuah laporan terpisah yang dipublikasikan pada Januari 2019 lalu oleh Pew Research Center menemukan bahwa orang yang beragama cenderung tidak merokok dan minum alkohol, tetapi banyak penelitian lain menunjukkan bahwa orang-orang yang secara teratur menghadiri kegiatan keagamaan lebih rentan menjadi gemuk yang terkait erat dengan diabetes tipe 2.
Para peneliti berteori bahwa orang yang taat beragama mungkin juga kerap hadir di acara-acara yang menyediakan makanan tinggi kalori. Itu sebabnya mereka lebih rentan menjadi gemuk.
Peneliti utama Merchant menemukan bahwa lebih dari dua miliar orang menggunakan media sosial setiap hari. Ia berharap unggahan di media sosial bisa menjadi cara praktisi kesehatan untuk mendiagnosis atau bahkan mencegah penyakit tertentu.
Baca Juga: Penelitian Terbaru, Begini Buruknya Pengaruh Media Sosial bagi Penggunanya
"Saya belum pernah melihat dokter menganalisis kesehatan pasiennya lewat media sosial. Padahal banyak sekali variabel yang bisa dinilai dari unggahan seseorang di media sosial bagi meliputi kondisi psikologis hingga fisik," tandasnya.