Suara.com - Di era digital ini media sosial sudah seperti kebutuhan bagi sebagai besar orang, salah satunya Facebook. Kehadiran media sosial pun cukup banyak membantu penggunanya sekaligus memberikan dampak buruk.
Tetapi, sebuah penelitian mengungkapkan media sosial juga bisa memprediksi kondisi medis penggunanya.
Para peneliti dari Penn Medicine dan Stony Brook University menganalisis status Facebook dari 999 orang yang telah menulis lebih dari 500 kata dan mengunggah 949.530 di Facebook.
Berdasarkan aktivitas unggahan seseorang di Facebook, para ilmuwan dapat memprediksi 21 kondisi medis pengguna dari masalah kehamilan hingga kesehatan kulit.
Baca Juga: Kondisi Medis Ini Membuat Lelaki Harus Disunat Ulang
"Kepribadian, keadaan mental dan perilaku kesehatan semua orang tercermin di media sosial mereka dan semuanya memiliki dampak luar biasa pada kesehatan," tulis peneliti dalam laporan mereka yang diterbitkan di jurnal peer-review PLOS One dikutip dari New York Post.
Menurut mereka, status Facebook sangat efektif dalam memprediksi diabetes dan kondisi kesehatan mental termasuk kecemasan, depresi dan psikologis.
Caranya, dengan mengidentifikasi bahasa yang terkait perilaku atau gejala diagnosis. Misalnya kata-kata seperti "minum", "mabuk" atau "botol" ditandai oleh peneliti sebagai penyalahgunaan alkohol.
Jadi semakin banyak kata-kata itu muncul, maka semakin besar kemungkinan hal tersebut yang menjadi penyebab masalah seperti penyalahgunaan alkohol.
Tetapi, bagi mereka yang paling sering menulis kata-kata seperti "berdoa" dan "Tuhan" mengartikan 15 kali lebih mungkin menderita diabetes dibandingkan pengguna yang lebih jarang atau sedikit menggunakan kata-kata yang merujuk persoalan agama.
Baca Juga: Dari Semua Media Sosial, Instagram Dinilai Terburuk bagi Kesehatan Mental
Selama penelitian, banyak ilmuwan yang mampu memprediksi masalah depresi dengan tepat. Bahkan mereka memprediksi kondisi tersebut 3 bulan lebih awal.
Mereka menemukan bahwa 10 dari 21 kondisi medis sangat mudah terdeteksi melalui aktivitas seseorang di Facebook.
Para peneliti berpendapat hal ini dapat membantu menunjukkan pola masalah kesehatan yang tepat dan membantu tim medis merancang perawatan kesehatan yang tepat.
"Karena banyak pengguna media sosial lebih sering membagikan tentang pilihan, gaya hidup atau perasaan mereka. Aktivitas ini dapat memberikan informasi tambahan tentang manajemen dan eksaserbasi penyakit," kata Dr. Raina Merchant, direktur Pusat Kesehatan Digital Penn Medicine.
Andrew Schwartz, seorang profesor ilmu komputer juga menambahan bahasa digital yang mereka gunakan menangkap aspek-aspek dari kehidupan yang kemungkinan akan sangat berbeda dari apa yang ditangkap melalui data medis tradisional.