Suara.com - WHO : Anak yang Tinggal di Daerah Konflik Rentan Kena Gangguan Mental.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan satu dari lima orang yang tinggal di daerah-daerah konflik menderita gangguan kesehatan mental, dibanding satu dari 14 orang yang tinggal di pemukiman biasa.
Temuan penelitian baru ini menunjukkan bahwa data sebelumnya telah meremehkan keseriusan dan cakupan masalah ini.
PBB memperkirakan hampir 132 juta orang di 42 negara terpapar dampak konflik dan bencana. WHO melaporkan 22% orang yang tinggal di daerah konflik menderita beberapa bentuk gangguan mental, termasuk depresi, kecemasan, gangguan stress pasca-trauma, gangguan bipolar, atau Skizofrenia. Ditambahkan bahwa sembilan persen lainnya memiliki kondisi kesehatan mental yang sedang hingga sangat buruk.
Baca Juga: Dari Semua Media Sosial, Instagram Dinilai Terburuk bagi Kesehatan Mental
Para petugas kesehatan sepakat bahwa perawatan dan layanan bagi mereka sangat dibutuhkan, tetapi kesenjangan antara kebutuhan dan perawatan di daerah-daerah konflik ini sangat besar.
Misalnya di Suriah, data menunjukkan hanya ada satu petugas kesehatan mental untuk melayani setiap 10.000 orang. Di Afghanistan, satu petugas kesehatan mental melayani setiap 50.000 orang, dan di Sudan Selatan jumlahnya meningkat menjadi satu petugas untuk setiap 100.000 orang.
Walaupun ada data yang mencemaskan ini, Petugas Teknis di Departemen Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat WHO, Fahmy Hanna, mengatakan kondisinya masih jauh dari harapan.
Ia mengutip contoh di Suriah. Sebelum perang saudara tahun 2011, layanan kesehatan mental hanya tersedia di dua rumah sakit jiwa di Damaskus dan Aleppo.
“Kini pada tahun 2019, perawatan kesehatan mental disediakan di lokasi-lokasi yang terpapar konflik oleh mitra-mitra kita, termasuk WHO dan badan-badan utama yang bekerjasama di fasilitas layanan kesehatan primer dan sekuder. Diberikan pula dukungan di sekolah, di pusat-pusat layanan perempuan, di lebih dari 11 kota di Suriah; dibanding sebelum perang di mana layanan hanya terdapat di dua kota dan dua rumah sakit psikiatri,” kata Famy seperti mengutip VOAIndonesia.
Baca Juga: Kit Harington 'Game of Thrones' Memeriksakan Kesehatan Mentalnya, Ada Apa?
Hanna mengatakan WHO kini menangani masalah kesehatan mental di banyak negara dan wilayah, yang semakin meningkat karena kondisi darurat berskala besar di seluruh dunia.