Suara.com - Berselingkuh adalah pola perilaku, tetapi juga disertai dengan pola pikir tertentu.
"Tidak ada satu pun alasan atau jalan untuk selingkuh dalam suatu hubungan. Tetapi ada sejumlah pola psikologis yang sangat berbeda yang mencakup sebagian besar alasan mengapa orang berselingkuh," tutur Joshua Klapow, Ph.D. Psikolog Klinis dan Pembawa Acara The Kurre dan Klapow Show.
Psikolog telah mengamati pola-pola ini selama bertahun-tahun, dan telah menemukan penjelasan tertentu untuk perilaku selingkuh dalam hal-hal seperti penghindaran konflik, rasa malu, dan agresi pasif.
Berikut 3 hal yang tidak pernah dikatakan orang tentang apa yang dipikirkan oleh pasangan yang selingkuh, menurut psikolog yang dilansir Bustle.
Baca Juga: Studi: Perempuan Lebih Pandai Sembunyikan Perselingkuhan
1. Mereka takut konflik
Kemungkinan pasangan berselingkuh karena mereka takut bertengkar tentang sesuatu yang mengganggu mereka. Sehingga, berselingkuh adalah cara terbaik untuk menghindar dari masalah itu.
"Orang-orang sering selingkuh karena takut menghadapi konflik, " kata Dr. Klapow.
"Mereka tahu ada masalah dalam hubungan. Mereka telah mencoba-coba menanganinya. Mereka tidak melihat perubahan, tetapi mereka tidak tahu bagaimana menyelesaikannya dengan pasangan untuk mengatasi konflik dalam hubungan. Selingkuh memungkinkan mereka untuk melarikan diri."
2. Takut berkonfrontasi
Baca Juga: Suami Bertingkah Aneh, Ternyata Lebih Parah dari Perselingkuhan
"Orang-orang juga menipu karena (kemarahan dan) menghindar," sambungnya.
"Mereka frustrasi dalam hubungan mereka. Mereka merasa seperti pasangan tidak peduli, tidak mendengarkan, tidak mendukung mereka," lanjutnya.
Jadi, untuk menghindari konfrontasi dengan pasangan, mereka lebih memilih mencari orang lain yang dapat menenangkan kemarahan mereka.
3. Merasa putus asa
Terkadang, menipu bukanlah perilaku seseorang yang sedang marah, tetapi seseorang yang merasa di luar kendali, atau putus asa.
"Orang-orang menipu karena keputusasaan. Dalam beberapa kasus. orang tersebut merasa tidak ada yang tersisa. Mereka telah menyerah, tetapi mereka tidak ingin mengakhiri hubungan sering nya karena alasan logistik (uang, anak-anak, gaya hidup)."