Ngepel dan Nyapu Termasuk Olahraga? Ini Kata Pakar

Sabtu, 15 Juni 2019 | 12:08 WIB
Ngepel dan Nyapu Termasuk Olahraga? Ini Kata Pakar
Ilustrasi: Menyapu atau mengepel rumah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini para ibu rumah tangga seringkali mengasosiasikan berbagai kegiatan rumah tangga seperti menyapu, mengepel hingga beberes rumah sebagai bagian dari olahraga. Hal ini kerap menjadi alasan bagi mereka untuk tidak menggerakkan tubuh lagi lewat olahraga.

Nah, bagaimana ya menurut penjelasan pakar? dr Andhika Raspati dari PPDS Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang sering membagikan konten-konten menarik mengenai olahraga di akun Instagram pribadinya, @dhika.dr pun memberikan penjelasannya.

Menurut dia, segala aktivitas yang melibatkan kontraksi otot untuk bergerak bisa disebut aktivitas fisik. Tapi aktivitas fisik dibagi ke dalam tiga tingkatan.

Pertama, kata dr Andhika, adalah Non-Exercise Physical Activity (NEPA). Segala pergerakan yang kita lakukan sehari-hari termasuk ngepel, nyapu maupun ngaduk semen dapat digolongkan ke dalam NEPA.

Baca Juga: Video Olahraga Unik Sedang Tren di Rusia, Tampar Bokong Wanita

Ilustrasi membersihkan rumah. (Shutterstock)
Ilustrasi membersihkan rumah. (Shutterstock)

"NEPA dapat meningkatkan 'pembakaran' kalori harian, tapi daya ungkit kebugarannya masih kalah sama level di atasnya, yaitu exercise," ujar dr Andhika dalam unggahannya di Instagram pada Jumat (14/6/2019).

Kedua adalah exercise atau latihan fisik. Pada tingkat ini, kata dr Andhika, hal yang membedakan dengan NEPA adanya penetapan struktur yakni pemanasan-inti-pendinginan, ukuran meliputi intensitas dan volume, serta terprogram atau rutin dilakukan.

"Contohnya lari selama 45 menit sebanyak 4-5 kali seminggu. Sebelom lari ada warm up dulu, pas lari pace-nya diatur, beresnya cool down. Gitu maksudnya terstruktur, terukur, terprogram," imbuhnya.

Tingkatan ketiga barulah olahraga. Ciri tingkat ini adalah memiliki peraturan, poin atau skoring, dan bisa ada menang atau kalah. Tingkat ini menurutnya paling berisiko. Oleh karena itu, sebelum berolahraga tubuh harus sudah cukup bugar untuk melakukannya.

"Contoh akibat ketidaksiapan tubuh untuk berolahraga adalah kematian mendadak saat bermain futsal. Atau yang lebih simpel, cedera gara-gara otot yang masih lemah, tapi sudah gaya-gayaan," tambah dia.

Baca Juga: Mau Olahraga Pagi atau Olahraga Malam? Manfaatnya Beda Lho!

Dari ketiga tingkat tersebut, tingkat yang ditekankan adalah latihan fisik, terutama untuk masyarakat umum. Selain karena lebih efektif untuk meningkatkan kebugaran dibanding NEPA, dari sisi medis risikonya lebih rendah jika dibandingkan dengan olahraga, karena intensitasnya dapat diatur, dimonitor, dan dijaga selama latihan berlangsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI