Suara.com - Royal Society for Public Health dan Young Health Movement (YHM) Inggris menerbitkan laporan baru untuk memeriksa efek positif dan negatif dari media sosial terhadap kesehatan mental kaum muda.
Laporan itu termasuk tabel liga platform media sosial sesuai dengan pengaruhnya terhadap kesehatan mental kaum muda.
Dari hasil survei yang telah mereka lakukan, YouTube menduduki peringkat teratas sebagai media sosial paling positif. Posisi kedua diduduki oleh Facebook, dan Instagram yang paling akhir.
Platform berbasis foto ini mendapat poin untuk ekspresi diri dan identitas diri. Namun, itu semua juga berhubungan dengan tingkat kecemasan, depresi, bullying dan Fear of Missing Out (FOMO) atau perasaan 'takut ketinggalan'.
Baca Juga: Hati-hati, 7 Unggahan di Media Sosial Ini Bisa Merusak Karier Lho!
Penelitian sebelumnya menunjukkan, anak muda yang menghabiskan waktunya lebih dari dua jam untuk media sosial kemungkinan untuk mengalami tekanan psikologis lebih besar.
"Melihat teman-temannya secara terus menerus berlibur atau menikmati malam bisa membuat anak muda merasa diri mereka 'ketinggalan' sementara yang lain menikmati hidup," demikian yang dilaporkan para peneliti, melansir Time.com.
"Perasaan ini dapat memunculkan sikap 'membandingkan dan putus asa'," sambungnya.
Mengunggah konten di media sosial juga dapat membuat seseorang menetapkan harapan yang tidak realistis dan menciptakan perasaan seolah dirinya tidak mampu serta rendah diri.
Kemungkinan hal ini menjelaskan mengapa media sosial Instagram, di mana foto-foto yang diunggah menjadi pusat perhatian banyak orang, menerima nilai terburuk untuk citra tubuh dan kecemasan penggunanya.
Baca Juga: Kontak Fisik Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental dan Fisik, Ini Penjelasannya
"Instagram dengan mudah membuat remaja perempuan dan wanita dewasa merasa seakan-akan tubuh mereka belum cukup bagus karena orang (masih) menambahkan filter dan editan di foto mereka agar diri mereka terlihat 'sempurna'," tulis salah satu responden tentang Instagram.