Faktor Risiko Diabetes Melitus Mulai Dialami Anak-anak dan Remaja

Kamis, 13 Juni 2019 | 17:13 WIB
Faktor Risiko Diabetes Melitus Mulai Dialami Anak-anak dan Remaja
Penyakit diabetes bisa menyerang sejak anak-anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Faktor Risiko Diabetes Melitus Mulai Dialami Anak-anak dan Remaja

Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan berhasil mencetak empat profesor riset tahun ini. Salah satunya adalah Dr. dr. Laurentia Konadi Mihardja, MS., Sp. GK yang merupakan pakar di Bidang Epidemiologi dan Biostatistik.

Topik orasi Laurentia Konadi adalah Pencegahan Diabetes Melitus melalui Pengendalian Faktor Risiko Sejak Dini. Penelitian yang dilakukan Laurentia mengungkap diabetes melitus (DM) tipe 2 yang biasanya terjadi pada orang dewasa, sekarang sudah terjadi pada anak.

Diabetes melitus dengan komplikasi, kata Dr Laurentia, dapat meningkatkan kesakitan dan kematian, serta biaya pengobatan tinggi yang membebani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Baca Juga: Anak Mengompol Bisa Jadi Gejala Diabetes Tipe 1, Ini Penjelasannya

"Prevalensi faktor risiko diabetes melitus seperti stunting, kegemukan, prediabetes dan gaya hidup tidak sehat cukup tinggi pada anak dan remaja," ujar Dr Laurentia di sela-sela pengukuhan di Kementerian Kesehatan, Kamis (13/6/2019).

Kenali ciri-ciri diabetes pada anak. (Shutterstock)
Kenali ciri-ciri diabetes pada anak. (Shutterstock)

Menurut Dr Laurentia, perlu usaha untuk meningkatkan kegiatan program yang sudah ada terutama dalam bidang promotif dan preventif untuk mengendalikan Diabetes Melitus sejak dini. Upaya yang dilakukan bisa berupa pembentukan karakter individu yang berperilaku hidup sehat mulai dari dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat.

Selain Dr Laurentia, Dr. dr Julianty Pradono MS dengan bidang kepakaran yang sama menyampaikan orasi tentang Pengendalian Hipertensi Melalui Pencegahan Kegemukan. Julianty mengungkapkan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko Penyakit Tidak Menular yang membutuhkan biaya pengobatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan saat ini.

"Pencegahan kegemukan perlu dimulai sejak masa anak-anak dengan memperbaiki perilaku tidak sehat dan pendekatan budaya," ujar Dr Julianty.

Disampaikan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, gelar Profesor Riset ini sendiri dikukuhkan bagi para peneliti yang telah mencapai jenjang tertinggi sebagai peneliti utama. Bertambahnya jumlah profesor riset bidang kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kontribusi Badan Litbangkes dalam memecahkan berbagai tantangan dan masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Juga: Kontrol Darah Tinggi hingga Diabetes, Cukup Konsumsi Lobak Putih!

"Kami harap dengan dikukuhkannya empat profesor riset ini bisa membantu Kementerian Kesehatan dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita, pengendalian angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta pencapaian imunisasi dasar lengkap," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI