Suara.com - Setelah momen Lebaran usai, ada fenomena menarik yang ditangkap Google Tren, yaitu meningkatnya tren pencarian untuk keyword ''Menikah dengan Sepupu.''
Hal ini tentu menandakan terjadinya peningkatan pencarian terkait menikah dengan sepupu ketika Lebaran tiba.
Wah-wah, mungkin usai lama tak jumpa dengan sepupu, yang merupakan anak dari bibi atau paman, saat bertemu di momen lebaran, ternyata ia terlihat berbeda. Sang sepupu terlihat sudah dewasa, sangat cantik dan kita terpesona pada pandangan pertama.
Haloooo...ingat ya ia sepupumu lho, masih ada ikatan keluarga sedarah.
Baca Juga: Ulang Tahun Pernikahan, Pangeran Harry Beri Meghan Markle Cincin Istimewa
Menurut hasil studi dari Objektiva Indonesia, yang mempelajari tren pencarian keyword tertentu di Google Tren selama Lebaran tiba.
Dan menariknya lagi, menurut data dari Google Tren tersebut, daerah paling banyak melakukan pencarian ini adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan kata lain, orang yang mudik ke Jogja atau sedang berada di wilayah ini banyak melakukan pencarian dengan keyword tersebut saat Lebaran.
Menyusul di bawahnya ada Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan. Namun memang Jogja tetap yang paling banyak.
Bahaya menikahi keluarga sedarah
Baca Juga: Penting, Perawatan Kulit yang Perlu Dihindari Menjelang Pernikahan
Benarkah pernikahan sedarah (garis keturunan yang dekat) berisiko mendatangkan keturunan yang cacat?
Pernikahan sedarah yang dimaksud adalah antar sepupu, satu marga atau yang garis keluarganya dekat.
Pernikahan sedarah mulai banyak terjadi ketika pasangan baru sadar setelah merunut garis keluarganya. Pernikahan sedarah juga terjadi pada Charles Darwin yang menikah dengan sepupu pertamanya Emma.
“Salah satu bahaya yang bisa timbul dari pernikahan sedarah adalah sulit untuk mencegah terjadinya penyakit yang terkait dengan gen buruk orangtua pada anak-anaknya kelak,” ujar Debra Lieberman dari University of Hawaii, seperti dikutip dari LiveScience.
Lieberman menuturkan setiap orang mewarisi sebuah gen buruk, dan salinan gen buruk yang akan ditularkan kepada anak ini akan tertutup jika Anda menikah dengan orang lain (karena ada gen normal dari orang lain yang mengisi setelah menikah dengan Anda).
"Nah jika Anda menikah dengan saudara kandung atau saudara sedarah yang sangat dekat, ini bisa meningkatkan secara drastis kemungkinan mendapatkan dua salinan gen buruk yang dihasilkan dari masing-masing individu, dan salinan gen buruk ini akan bersatu kepada anaknya kelak, sehingga pasti ada beberapa masalah yang nantinya bisa menyebabkan anak memiliki waktu hidup pendek,dan sebagainya," beber Lieberman.
Profesor Alan Bittles, direktur dari pusat genetik manusia di Perth, Australia telah mengumpulkan data mengenai kematian anak yang dilahirkan dari pernikahan antara sepupu dari seluruh dunia.
Diketahui bahwa adanya peningkatan risiko tambahan kematian sekitar 1,2 persen dibandingkan pernikahan bukan saudara dekat.
Sementara itu untuk cacat lahir terdapat peningkatan risiko sekitar 2 persen pada populasi umum dan 4 persen pada pernikahan yang orangtuanya memiliki kekerabatan dekat.
Berbagai macam masalah yang terjadi seperti kebutaan, ketulian, penyakit kulit dan kondisi neurodegeneratif.