Telan Siput Mentah, Lelaki Ini Terkena Parasit Langka & Alami Infeksi Otak

Jum'at, 07 Juni 2019 | 14:32 WIB
Telan Siput Mentah, Lelaki Ini Terkena Parasit Langka & Alami Infeksi Otak
Sam Ballard dan Katie Ballard (YouTube/Time.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki asal Sydney, Australia, tertular parasit langka yang dikenal sebagai Angiostrongylus cantonensis atau cacing paru-paru tikus setelah menelan siput hidup-hidup saat berlibur ke Hawaii.

Sebenarnya, lelaki bernama Sam Ballard ini menelan siput hidup-hidup pada 8 tahun yang lalu, yaitu pada 2010.

Awalnya hal ini tampak tidak berbahaya, lambat laun ternyata Ballard terkena penyakit ensefalitis dan mengalami koma selama 420 hari.

Saat sadar, ia mengalami infeksi otak. Ballard tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya sama sekali.

Baca Juga: Wabah Campak di AS Semakin Parah, Korban Terinfeksi Nyaris 1.000 Orang

Ketika sudah bisa bergerak kembali, dia mengalami quadriplegia atau kelumpuhan dan kejang-kejang. Tetapi Ballrad berhasil bertahan hidup selama 8 tahun.

Parasit Angiostrongylus cantonensis yang ada di dalam tikus dapat ditularkan ke siput dan bekicot, yang kemudian ditularkan ke manusia. Setelah dicerna, cacing parasit tersebut dapat memasuki usus, melewati sistem saraf, dan masuk ke lapisan luar otak, dilansir dari Vice.

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), parasit Angiostrongylus cantonensis atau cacing paru-paru tikus dapat menyebabkan miningitis bakteri yang ditandai dengan mual, muntah leher kaku dan sakit kepala parah.

Selain itu, sensasi abnormal pada lengan dan kaki dapat terjadi. Terkadang mata bisa terpengaruh.

Cacing Angiostrongylus costaricensis (Youtube/copito hilohawaii)
Cacing Angiostrongylus costaricensis (Youtube/copito hilohawaii)

Sebenarnya, sebagian besar orang yang terkena cacing paru-paru tikus ini bisa pulih dengan sendirinya.

Baca Juga: Akibat Infeksi usai Melahirkan, Wanita Ini Kehilangan Tangan dan Rahimnya!

Namun dalam beberapa kasus, parasit dapat menyebabkan pasien dapat mengembangkan meningitis eosinofilik , yang mempengaruhi otak dan sistem saraf. Seperti kasus Ballard ini.

Menurut ibunya, Katie Ballard, infeksi tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan putranya. Membuat sang putra tidak bisa makan atau hidup mandiri.

“Ini hancur, mengubah hidupnya selamanya, mengubah hidup saya selamanya,” tulisnya di Facebook, menurut Time.com.

"Dampaknya sangat besar."

Ballard dinyatakan meninggal pada Jumat (2/11/2018) lalu.

Kasus Ballard memang langka, tetapi wabah penyakit cacing paru tikus yang terjadi baru-baru ini menyadarkan kita akan parasit kecil yang berbahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI