Buat Pasiennya Alami Henti Jantung, Perawat Ini Bunuh 85 Orang

Jum'at, 07 Juni 2019 | 11:42 WIB
Buat Pasiennya Alami Henti Jantung, Perawat Ini Bunuh 85 Orang
Ilustrasi perawat (Pexels/skeeze)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Niel Hoegel, seorang mantan perawat berusia 42 tahun asal Jerman, dinyatakan bersalah karena telah membunuh 85 pasiennya.

Karena tindakan 'tak masuk akal' yang dilakukannya, Hoegel dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Kamis (6/6/2019).

Dulu Hoegel bekerja di salah satu klinik di kota Delmenhorst dan Oldenburg di Jerman Utara antara 2000 hingga 2005.

Selama tahun itu, ia diketahui telah menyuntikkan dosis obat berlebihan pada pasiennya untuk menginduksi henti jantung.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Pesan Perawat Ini Bikin Banyak Orang Tersentuh

Tujuannya adalah hanya karena ingin memamerkan keterampilan resusitasi-nya. Resusitasi merupakan tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang saat mengalami henti jantung dan paru.

Melansir Buzzfeed, Hoegel diketahui menikmati perasaan ketika ia bisa menyadarkan pasiennya kembali. Sayangnya, pada 85 pasien, ia gagal melakukan resusitasi.

Hoegel membunuh 85 pasiennya (Instagram/Buzzfeed World)
Hoegel membunuh 85 pasiennya (Instagram/Buzzfeed World)

Menurut laporan, pasien yang meninggal berusia antara 34 hingga 96 tahun.

Selama persidangan pertamanya, Hoegel mengatakan bahwa dia dengan sengaja menyebabkan krisis jantung pada sekitar 90 pasien di Delmenhorst. Dia kemudian mengatakan kepada penyelidik bahwa dia juga membunuh pasien di Oldenburg.

Penuturannya ini mendorong penyelidikan yang lebih luas yang melibatkan rumah sakit, polisi hingga jaksa. Mereka memeriksa lebih dari 500 data pasien dan ratusan catatan rumah sakit lainnya.

Baca Juga: DKI Kerahkan 82 Dokter dan 173 Perawat di Pengumuman Suara Pemilu 22 Mei

Bahkan, mereka sampai menggali 134 mayat dari 67 kuburan, dan menanyai Hoegel beberapa kali, menyimpulkan bahwa dia telah menggunakan berbagai obat untuk mencoba resusitasi pasiennya, dan sepenuhnya menyadari mereka mungkin mati.

Jaksa mencatat bahwa banyak korban Hoegel bukanlah pasien yang sakit parah, tetapi sedang dalam perjalanan menuju pemulihan.

Tetapi dalam persidangan Hoegel hanya mengakui 43 pembunuhan, membantah lima dan mengatakan dia tidak dapat mengingat 52 lainnya.

"Sekarang saya duduk di sini sepenuhnya yakin bahwa saya ingin memberikan setiap kerabat sebuah jawaban," kata Hoegel selama persidangan.

"Aku sungguh minta maaf."

Dalam pernyataan penutupan ke pengadilan pada hari Rabu, Hoegel mengulangi permintaan maafnya sebelumnya, mengungkapkan rasa malu dan penyesalan, dan mengatakan dia menyadari betapa banyak rasa sakit dan penderitaan yang dia sebabkan oleh 'perbuatan mengerikannya'.

"Kepada Anda masing-masing dan saya dengan tulus meminta maaf atas semua yang telah saya lakukan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI