Suara.com - Kalap saat Lebaran Bisa Picu Hipertensi? Ini Kata Dokter.
Berbagai sajian khas lebaran seperti lontong opor, rendang, sambal goreng ati menjadi menu wajib di Hari Raya Idul Fitri. Nah umumnya makanan tinggi garam dan santan ini kerap kali dikaitkan dengan berbagai macam penyakit termasuk hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Namun disampaikan Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr Tunggul D. Situmorang SpPD-KGH, mengonsumsi makanan khas lebaran tak serta merta memicu tekanan darah tinggi, terlebih pada mereka yang tidak memiliki riwayat sebelumnya.
Dr Tunggul menegaskan bahwa hipertensi tak muncul secara tiba-tiba, melainkan akumulasi dari gaya hidup yang dilakukan dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Cegah Kaki Pegal Saat Lebaran, Ini Tips Dokter untuk Memilih Alas Kaki
"Kuncinya proporsional. Lebaran cuma sekali setahun masa nggak bisa makan apa-apa. Nggak ada itu makan garam sekali langsung jadi hipertensi. Itu disebabkan oleh kebiasaan kebiasaan yang lama," ujar dr Tunggul dalam temu media peringatan Hari Hipertensi Sedunia belum lama ini.
Ia memberi contoh, kasus hipertensi di Sumatera Barat cenderung tunggi karena umumnya menu makanan di daerah tersebut tinggi garam. Hal ini berbeda dengan daerah Papua yang menempati posisi terendah kasus hipertensi karena pola makannya cenderung rendah garam.
"Sudah dibuktikan juga populasi Jepang yang tidak makan garam lalu pindah ke Amerika jadi Western Style kasus hipertensi naik. Jadi tidak soal sekali dua kali. Ini soal secara terus menerus," imbuhnya.
Jadi pastikan Anda menikmati hidangan khas lebaran secara proporsional ya! Boleh makan asal jangan berlebihan.
"Boleh saja makan asal bisa kontrol. Saya kira masa semua nggak boleh apalagi Lebaran asal jangan ketagihan terus," tandas dokter Tunggul.
Baca Juga: Dokter Buka Suara, Ini Kondisi Terakhir Ani Yudhoyono sebelum Meninggal