Pada kasus Rofik, ia melakukan penyerangan dengan menyiapkan dan menggunakan sabuk bom bunuh diri serta mendekati sasaran.
Tahap keenam, pelaku mulai melakukan aksinya, yaitu meledakkan bom bunuh diri.
Sementara itu, Profesor psikologi Sarlito W. Sarwono menulis bahwa benih-benih ideologi ekstrem ditanam sejak usia muda dan itu bukan proses pencucian otak instan.
Oleh karena itu, mengubah ideologi ekstrem mereka tidaklah mudah. Guna mencegah paparan ideologi ekstrem, anak muda harus ditargetkan dengan nilai-nilai toleransi sejak usia muda.
Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Pospam Kartasura Disebut Sempat Menghilang