Pola Makan Buruk Tingkatkan Risiko Kanker Mulut hingga Rahim, Ini Alasannya

Selasa, 04 Juni 2019 | 06:35 WIB
Pola Makan Buruk Tingkatkan Risiko Kanker Mulut hingga Rahim, Ini Alasannya
Ilustrasi diet dengan gizi seimbang, pola makan sehat, panduan makan dengan gizi seimbang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian dalam jurnal JNCI Cancer Spectrum menemukan lebih dari 80 ribu kasus kanker terkait dengan pola makan yang buruk.

Pada 2015 silam, penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Ilmu dan Kebijakan Gizi Friedman di Tufs telah mendata sejumlah orang dewasa yang merupakan pasien kanker.

Mereka juga mendata pola makan penderita kanker, seperti rendah sayuran, buah-buahan , biji-bijian utuh, daging merah dan gula.

Hasilnya, sebanyak 7-8 persen berat badan berlebih memengaruhi risiko kanker. Angka ini jauh berbeda dengan risiko kanker akibat alkohol yang mencapai 4-6 persen serta kurangnya aktivitas fisik yang hanya di angka 2-3 persen.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Setelah Ledakan Kanker Kedua, Inikah Penyebabnya?

Para peneliti melakukan studi ini dengan tujuan agar seseorang lebih memperhatikan asupan gizi harian untuk menekan angka penderita kanker.

Ilustrasi deteksi dini kanker. (Shutterstock)
Ilustrasi deteksi dini kanker. (Shutterstock)

Seperti yang kita tahu penyakit kanker terbagi menjadi belasan jenis. Tetapi, kanker kolekteral yang memiliki keterkaitan tinggi dengan pola makan buruk.

Pada tahun 2015 pun sebanyak 52 ribu kasus kanker kolekteral, 38 persennya dipengaruhi oleh pola makan yang buruk.

Selain kanker kolekteral, kanker mulut, faring dan laring yang mencapai angka 14.400 kasus.

Lalu kanker rahim sebanyak 3.165 kasus dan kanker payudara pasca-menopause mencapai 3.060 kasus yang banyak dipengaruhi dari pola makan tidak sehat.

Baca Juga: Selain Kanker Darah, Ini Penyakit Lain yang Pernah Diderita Ani Yudhoyono

"Hasil penelitian ini menunjukkan seberapa pentingnya nutrisi harian kita untuk menekan angka risiko kanker," kata Fang Zhang, peneliti kanker dan nutrisi di Sekolah Ilmu Gizi dan Kebijakan Gizi di Tufts dikutip dari Fox News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI