Stres Saat Hamil, Ibu Berpotensi Melahirkan Anak Lelaki yang Mandul

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 03 Juni 2019 | 14:42 WIB
Stres Saat Hamil, Ibu Berpotensi Melahirkan Anak Lelaki yang Mandul
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, para peneliti juga memperhitungkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi perhitungan mereka pada jumlah sperma yang rendah, seperti indeks massa tubuh ibu, status sosial ekonomi, dan apakah ibu sudah pernah melahirkan sebelumnya atau tidak.

Hart mengakui bahwa walaupun tidak mungkin bahwa paparan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan pada awal kehamilan adalah satu-satunya penyebab seorang lelaki menjadi mandul, hal itu dapat berkontribusi pada peningkatan risiko ketidaksuburan ketika ditambahkan ke faktor-faktor lain.

Faktor gaya hidup lain yang dapat memengaruhi kesuburan lelaki di antaranya kelebihan berat badan, obesitas sentral, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan tekanan darah tinggi.

Perlu dicatat bahwa salah satu keterbatasan penelitian ini adalah bahwa tidak mungkin bagi para peneliti untuk mengukur bagaimana peristiwa kehidupan yang penuh stres memengaruhi pengalaman perempuan dan persepsi mereka tentang stres, di samping ketahanan mereka dalam menghadapi stres tersebut.

Baca Juga: Sarankan Ibu Hamil Tak Memesan Kopi, Barista Ini Malah Dikritik Warganet

Prof. Hart mengatakan, “Temuan kami menunjukkan bahwa peningkatan dukungan untuk perempuan, baik sebelum dan selama kehamilan, tetapi terutama selama trimester pertama, dapat meningkatkan kesehatan reproduksi anak lelaki mereka."

“Lelaki juga harus disadarkan bahwa kesehatan umum mereka juga terkait dengan kesehatan testis, sehingga mereka harus berusaha untuk menjadi sesehat mungkin untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki peluang terbaik untuk mempertahankan kesuburan, tetapi juga tetap sehat sepanjang hayat."

Prof. Richard Sharpe, profesor kehormatan, MRC Centre for Reproductive Health, University of Edinburgh, menambahkan, "Studi semacam itu tidak pernah dapat membuktikan sebab dan akibat, tetapi ada penjelasan yang masuk akal secara biologis, yang berpusat pada penekanan produksi testosteron oleh testis janin, yang akan mendukung pandangan bahwa terlalu banyak stres pada awal kehamilan mungkin merusak perkembangan reproduksi lelaki optimal."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI