Hindari Stres dan Cemas, Kondisi Ini Memicu dan Memperburuk Kanker Darah

Minggu, 02 Juni 2019 | 10:00 WIB
Hindari Stres dan Cemas, Kondisi Ini Memicu dan Memperburuk Kanker Darah
Kanker darah (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus meninggalnya Ani Yudhoyono, istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono akibat kanker darah membuat banyak orang mencari tahu tentang penyakit kronis ini.

Kanker darah adalah jenis penyakit kanker paling umum yang bisa menyerang siapa pun, baik orang dewasa maupun anak kecil.

Semua jenis kanker darah dibandingkan kanker lainnya termasuk yang memiliki peluang pasien dapat bertahan hidup cukup tinggi, yakni sekitar 24-83 persen.

Tetapi, besarnya peluang pasien kanker darah dapat bertahan hidup pastinya tergantung dari beberapa faktor yang tidak hanya mencakup proses pengobatan.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Sering Makan Daging Olahan Tingkatkan Risiko Kanker Darah

Kondisi psikis penderita kanker darah dilansir dari verywellhealth.com juga memengaruhi besarnya peluang bertahan hidup. Karena itu, penderita kanker darah harus menghindari kecemasan atau stres.

Ilustrasi stres dan cemas. (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi stres dan cemas. (Foto: Shutterstock)

Banyak penelitian ilmiah telah menghubungan kecemasan dapat menyebabkan kanker maupun pertumbuhan kanker lebih cepat.

Karena seseorang dalam kondisi stres akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi tertekan atau tidak berfungsi dengan baik.

Para ilmuwan percaya bahwa sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi baik dapat membuat seseorang lebih rentang terserang kanker, khususnya limfoma.

Mereka juga menemukan bahwa seseorang dalam kondisi cemas atau stres menyebabkan gen-gen tertentu menjadi teraktivasi dan beberapa lainnya akan dinonaktifkan.

Baca Juga: Disukai Banyak Orang, Ternyata Minum Kopi Bisa Picu Kanker Darah Sejak Dini

Kondisi tubuh seperti itu berpotensi menyebabkan pertumbuhan kanker. Sebab hormon kortisol yang dihasilkan dapat mengubah genetika tubuh dan mengganggu kemampuan gen penekan tumor.

Sehingga manajemen stres dan kecemasan sangat diperlukan ketika seseorang menderita atau berisiko besar terserang kanker.

Penderita kanker bisa mengikuti latihan yoga, meditasi maupun pijat untuk mengelola stres dan lebih relaks menghadapi penyakit kanker yang diderita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI