Peneliti Ungkap Sering Makan Daging Olahan Tingkatkan Risiko Kanker Darah

Sabtu, 01 Juni 2019 | 20:35 WIB
Peneliti Ungkap Sering Makan Daging Olahan Tingkatkan Risiko Kanker Darah
Ilustrasi daging olahan (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak hal yang memengaruhi seseorang berisiko tinggi menderita kanker darah. Salah satunya gaya hidup dan pola makan tidak sehat. Daging olahan pun salah satu makanan yang dipercaya dapat meningkatkan risiko kanker darah.

Seorang ahli epidemiologi USC melaporkan dalam jurnalnya tentang penelitian kanker, dilansir dari latimes.com, anak-anak yang terlalu sering makan hot dog sampai 12 kali sebulan lebih berisiko kanker darah.

Begitu pula dengan anak-anak yang lahir dari ibu gemar mengonsumsi hot dog atau daging olahan lainnya selama masa kehamilan.

Anak dalam kandungan akan berisiko 2 kali lebih besar terkena tumor otak dan leukemia atau kanker darah.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Akibat Kanker Darah, Penyakit Ini Mengintai Perokok

Para peneliti di University of Minnesota bersama National Cancer Institute pun berusaha mencari tahu hubungan kebiasaan makan hot dog dengan tingginya risiko kanker darah.

Kanker darah (Shutterstock)
Kanker darah (Shutterstock)

Mereka menyatakan kandungan nitrit untuk mengawetkan daging olahan itulah yang memicu kanker darah. Sebab, nitrit dikonversikan dalam tubuh menjadi nitrosamin yang sangat karsinogenik.

Fakta ini telah dibuktikan pada hewan bahwa kandungan nitrit yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kanker darah. Penelitian juga menunjukkan senyawa ini bisa menyebabkan kerusakan DNA yang menjadi awal mula kanker darah karena sifatnya yang karsinogenik.

Namun, para peneliti juga tidak menyarankan agar orang berhenti mengonsumsi daging olahan maupun hot dog.

Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi makan hot dog. (Sumber: Shutterstock)

Dilansir dari cancertherapyadvisor.com, Food and Drug Administration AS pun menganggap bahwa natrium nitrat dan nitrit dalam makanan tidak akan menimbulkan bahaya selama dikonsumsi dalam batas wajar.

Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Ani Yudhoyono Akibat Derita Kanker Darah

Selain itu, Badan Perlindungan Lingkungan telah menetapkan kadar kontaminan nitrat dan nitrit maksimum yang dapat diterima dalam air minum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI