Suara.com - Cegah Efek Negatif Makan Kalap saat Lebaran, Puasa Syawal Jadi Solusi
Selama lebaran umumnya menu makanan yang tersaji mengandung lemak dalam jumlah tinggi seperti lontong opor, sambal goreng hati, rendang, hingga makanan bersantan lainnya.
Tentu saja makanan seperti ini menempatkan Anda kalap makan hingga bisa risiko kesehatan seperti peningkatan kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Mudik saat Puasa? Ini Tips Memilih Makanan untuk di Perjalanan
Nah disampaikan ahli gizi Triyani Kresnawan, DCN, MKes, untuk menghalau efek negatif ini, Anda diimbau untuk melanjutkan ibadah puasa Syawal selama tujuh hari usai lebaran. Menurut dia dengan kembali mengatur pola makan maka lambung tak lagi bekerja berat seperti saat lebaran.
"Yang jelas asupannya melonjak atau meningkat selama lebaran dua hari itu. Kita memang kalau menerapkan dan melanjutkan sunnah dari ibadah selanjutnya yakni puasa syawal selama 7 hari, insya Allah dua hari kita kalap akan tergantikan di puasa yang tujuh hari," ujar Triyani dalam temu media beberapa waktu lalu.
Puasa Syawal paska lebaran, kata Triyani juga dapat membuat seseorang terhindar dari penyakit lambung. Seperti diketahui gangguan lambung terjadi karena pola makan yang tak teratur. Selama lebaran umumnya orang melahap apapun yang tersaji sebagai balas dendam karena telah menahan lapar dan haus selama sebulan lamanya.
"Ketika kita sudah mengatur pola makan dengan baik harapannya bisa membuat kita mengatur lagi jadwal makan. Dengan pola makan yang baik dan jadwal makan teratur bisa membuat kita terhindar dari penyakit lambung. Begitu penyebab dihilangkan yaitu makan teratur saat puasa maka akan membaik," tandasnya.
Jadi sebaiknya atur pola makan kembali usai Lebaran, dimulai dengan puasa syawal cegah efek negatif makan kalap saat Lebaran.
Baca Juga: Aryaduta Lippo Village Undang Anak Yatim Piatu Buka Puasa Bersama