"Makanya mami memutuskan untuk merawat mereka, mengantarkan ke rumah sakit, mengajak mereka berpikir positif dan memastikan mereka benar-benar minum obat," ujar.
Mami Vin berpendapat penderita HIV/AIDS sangat membutuhkan pendampingan selama masa pengobatan karena itu kondisi yang paling berat buat mereka. Konsumsi obat membuat mereka bisa berhalusinasi dan merasakan sakit luar biasa.
Saat itu Mami Vin bergerak sebagai sukarelawan dengan mengunjungi ke tempat tinggal para penderita. Jarak yang jauh dari tempat tinggal penderita satu dengan lainnya ia lalui demi memastikan mereka meminum obat secara teratur.
Sampai akhirnya, tekad mulia Mami Vin pun dilirik oleh sebuah lembaga donor yang membantunya mendirikan rumah singgah Kebaya.
Baca Juga: Banyak Anak di Pakistan Terinfeksi HIV Akibat Malapraktik, Kenali Gejalanya
Lembaga donor tersebut menyewakan sebuah rumah kontrakan untuk tempat kerja Mami Vin melaksanakan program HIV/AIDS. Lalu Mami Vin pun mengajak beberapa penderita HIV/AIDS yang dirawatnya tinggal bersama di rumah yang sampai sekarang masih berdiri itu.
Di dalam rumah singgah Kebaya itulah Mami Vin mulai membangun harapan baru untuk para ODHA. Ia berusaha memperhatikan, merawat dan memotivasi penderita HIV/AIDS agar hidup sehat.
Mulanya, Mami Vin hanya merawat waria yang menderita HIV/AIDS. Tapi, seiring berjalannya waktu makin banyak penderita yang datang ke rumah singgahnya meminta pertolongan dari berbagai kalangan.
Akhirnya, Mami Vin pun memutuskan rumah singgah tersebut dibuka untuk kalangan umum. Baik waria, gay, laki-laki, perempuan dan anak jalanan.
Namun, perjuangan Mami Vin juga tak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, ia juga harus menghidupi para penderita di rumah singgah Kebaya itu dengan uangnya sendiri. Padahal saat itu kondisi keuangannya masih seret.
Baca Juga: Oknum Dokter di Pakistan Lakukan Malapraktik, 400 Orang Terinfeksi HIV
"Sejak lembaga donor itu masuk Jogja, akhirnya memberi bantuan yang ditujukan kepada mami dengan membentuk sebuah lembaga. Bantuannya berupa tempat sekretariat, tapi bantuan itu bukan untuk orang yang dirawat (di rumah Kebaya)," jelasnya.