Sindrom Patah Hati, Ini yang Terjadi pada Jantung Saat Mengalaminya

Kamis, 30 Mei 2019 | 18:40 WIB
Sindrom Patah Hati, Ini yang Terjadi pada Jantung Saat Mengalaminya
Patah hati. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti telah mengonfirmasi dalam beberapa tahun terakhir bahwa stres ekstrem dapat benar-benar menghancurkan hati seseorang.

Tidak hanya karena kehilangan pasangan, tetapi kehilangan pekerjaan, sedang mengalami kondisi kesehatan tertentu atau pemicu stres lainnya dapat dikaitkan dengan kondisi patah hati ini.

Sindrom yang secara medis dikenal sebagai kardiomiopati takotsubo ini menyebabkan melemahnya ventrikel kiri, ruang pemompa utama jantung. Sindrom ini biasanya terjadi akibat stres emosinal atau fisik yang parah.

Inilah yang terjadi pada Joanie Simpson (63). Ia mengalami sindrom patah hati 2 tahun lalu setelah kematian anjing tercintanya.

Baca Juga: Berpotensi Bikin Patah Hati, Kekasih Charles Leclerc Pernah ke Bali

Kematian anjing tercintanya hanyalah salah satu dari banyak masalah yang ia miliki saat itu. Suaminya hampir pensiun, penjualan beberapa propertinya tidak berjalan mulus hingga putranya sedang sakit punggung yang semakin memburuk.

Beberapa hari setelah anjingnya meninggal, Simpson terbangun dengan rasa sakit di dada dan bahu. Takut akan gejala serangan jantung, akhirnya ia memeriksakan dirinya ke ahli jantung, Abhijeet Dhoble, MD, di Memorial Hermann Heart & Vascular Institute Houston.

Setelah melakukan beberapa tes, ia menemukan penyebab berbeda dari rasa sakitnya: patah hati.

Lebih dari 6.200 kasus sindrom patah hati dilaporkan pada 2012 di Amerika Serikat, naik dari sekitar 300 pada 2006, kata Dhoble. Sebagian besar pasien adalah wanita.

Menurutnya, peningkatkan penyakit ini kemungkinan karena banyak orang yang sadar akan masalah-masalah yang sedang dihadapinya.

Baca Juga: Paula Verhoeven Patah Hati saat Alami Keguguran di Kehamilan Pertama

Melansir WebMD, nyeri hebat dapat memicu sindrom ini. Begitu juga serangan asma, pertengkaran sengit, pesta kejutan, atau bahkan berbicara di depan umum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI