Main Ponsel Saat Mandi, Gadis 14 Tahun Meninggal karena Tersetrum

Kamis, 30 Mei 2019 | 14:05 WIB
Main Ponsel Saat Mandi, Gadis 14 Tahun Meninggal karena Tersetrum
ilustrasi meninggal di bak mandi (Pexels/Craig Adderley)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yulia Vysotskaya ditemukan meninggal dunia tenggelam di bak mandi di rumahnya di Cheboksary, Rusia.

Menurut penuturan pihak medis yang memeriksanya, gadis tersebut diduga tersetrum saat tak sengaja menjatuhkan ponselnya yang sedang diisi daya.

Sayangnya, Yulia dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian saat orang tuanya memanggil ambulans.

Melansir Metro.co.uk, ini adalah insiden ketiga dengan kasus yang sama di Rusia pada 2018 lalu, meskipun pemerintah sudah memperingatkan berulang kali.

Baca Juga: Sedang Mandi, Gadis 18 Tahun Meninggal Akibat Jantungnya Berhenti Tiba-tiba

Pada Desember 2018 lalu, seorang atlet bela diri Irina Rybnikova (15) meninggal seketika saat menggunakan ponselnya yang sedang diisi daya saat mandi. Insiden ini terjadi di rumahnya di Bratsk, Siberia.

ilustrasi meninggal di bak mandi (Pexels/Craig Adderley)
ilustrasi meninggal di bak mandi (Pexels/Craig Adderley)

Kasus lainnya dialami gadis bernama Kseniya P (12), meninggal ketika sedang mendengarkan musik saat ponselnya di-charge di Moskow.

Saat itu, yang menemukan kondisi Kseniya adalah ibunya yang sebelumnya sedang memasak. Kemudian ia curiga dengan keheningan Kseniya.

Sang Ibu memutuskan ke kamar mandi dan mengetahui putrinya meninggal dengan posisi kepala di bawah air.

Seorang pakar elektronik, Andrey Stanovsky telah memperingatkan bahwa 'bersantai di kamar mandi sambil bermain ponsel yang diisi daya itu seperti bermain roulette Rusia'.

Baca Juga: Inilah Waktu Terbaik untuk Mandi Menurut Ahli, Sesuaikan Kondisi Kita!

Roulette Rusia merupakan sebuah permainan maut menggunakan pistol revolver.

"Air adalah konduktor yang baik. Inilah sebabnya mengapa ada hubungan pendek ketika ponsel jatuh ke air," tutur Yury Agrafonov, kepala departemen radio-elektronik dari Universitas Negeri Irkutsk.

"Jika telepon tidak dicolokkan ke 220 volt, tragedi itu tidak akan terjadi," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI