Carisa hanya membutuhkan waktu sekitar satu setangah jam untuk mendonorkan plasma darahnya. Proses donor atau plasmapheresis berlangsung dari mengeluarkan darah dari tubuh Carisa lalu memisahkannya dengan komponen lainnya di dalam tubuh.
Setelah plasma darah berhasil dipisahkan, komponen lain tersebut akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh Carisa.
"Saya diajak oleh teman saya yang juga melakukannya. Dia membawaku satu kali ketika donor lalu saya tertarik mengikutinya. Mulai dari situ saya justru melakukannya sesering mungkin sedikitnya 2 kali seminggu," katanya.
Sebelum melakukan donor plasma darah ini pun Carisa sudah memastikan bahwa dirinya dalam kondisi baik untuk melakukan donor.
Baca Juga: Awas, Sering Berbohong Bisa Bikin Darah Tinggi dan Picu Depresi
"Saya masuk dan hendak melakukan donor setelah keluar hasil bahwa saya tidak bertato atau tindikan. Mereka juga akan mengecek kondisimu, seperti tekanan darah dan suhu tubuh sebelum melangsungkan donor," ujarnya.
Carisa mengaku kebiasaannya donor plasma darah setiap minggu juga diketahui oleh kedua orang tuanya. Ia merasa kebiasaannya ini tidak akan memberikan risiko buruk apapun.
Salah satu cara Carisa untuk menjaga kondisi tubuhnya tetap sehat dengan makan banyak protein dan tetap terhidrasi sebelum melakukan donor plasma darah.
"Saya merasa ini tidak akan memberikan risiko kesehatan apapun dan orang tua saya tidak mempermasalahkannya. Terlebih plasma saya ini digunakan untuk membuat obat-obatan bagi penderita penyakit langka," jelasnya.
Selain itu, Carisa juga menceritakan berapa banyak kebutuhannya dalam sebulan untuk pergi berbelanja. Ternyata ia bisa menghabiskan Rp8.5 juta sebulan hanya untuk shopping.
Baca Juga: Ampuh Atasi Demam hingga Darah Tinggi, Ini Manfaat Minum Teh Kembang Sepatu
"Saya seorang shopaholic dan saya berbelanja setiap hari jika saya bisa pergi. Saya biasanya pergi belanja 3-4 kali seminggu. Sekali pergi belanja, saya bisa menghabiskan sekitar Rp700 ribu," tandasnya.