Jelang Libur Lebaran, Ketahui Manfaatnya untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Selasa, 28 Mei 2019 | 15:50 WIB
Jelang Libur Lebaran, Ketahui Manfaatnya untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Liburan keluarga . (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo telah menandatangani aturan tentang cuti bersama untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2019 tentang Cuti Bersama PNS Tahun 2019.

Dalam aturan tersebut, cuti bersama PNS untuk Idul Fitri tahun ini ditetapkan pada tanggal 3,4 dan 7 Juni.

Aturan ini juga menyebutkan tidak akan mengurangi jatah cuti tahunan PNS.

Bagi pekerja, libur 3 hari tentu adalah hal yang jarang terjadi. Terutama bagi PNS. Tidak heran jika banyak orang yang akan melakukan kegiatan menyenangkan bersama keluarga maupun orang terkasih saat libur 'panjang' ini.

Baca Juga: Liburan Naik Mobil ke Italia, Kakek Ini Malah Nyasar ke Jerman

Di sisi lain, ternyata libur 3 hari bagi pekerja mempunyai dampak positif pada kesehatan fisik maupun mental. Berikut beberapa manfaatnya yang dilansir dari CNN UK.

Ilustrasi pasangan yang sedang berlibur. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi pasangan yang sedang berlibur. (Sumber: Shutterstock)

1. Lebih sehat

Berjam-jam di kantor cukup mengerikan untuk jantung Anda, beberapa dekade penelitian medis besar telah ditemukan.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet menemukan, orang-orang yang bekerja berjam-jam lebih lama, 55 jam per minggu atau lebih, memiliki risiko stroke 33% lebih tinggi daripada orang yang bekerja kurang dari 40 jam per minggu.

Karyawan yang bekerja terlalu banyak juga memiliki risiko 13 persen lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang bekerja lebih sedikit.

Baca Juga: Liburan ke Kamboja Makin Mudah, Kini Ada Penerbangan Langsung Lho

Pada The Lancet: Diabetes & Endocrinology ini juga menemukan orang yang bekerja berjam-jam melakukan kerja manual atau pekerjaan 'non-kerah putih' lainnya memiliki 30% peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang bekerja kurang dari 40 jam seminggu di jenis pekerjaan yang sama.

2. Tidur nyenyak

Orang yang bekerja kurang dari 40 jam seminggu, juga cenderung lebih banyak tidur, dan mereka juga lebih mudah tertidur daripada rekan-rekan mereka yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu.

Alasannya, para peneliti berpendapat, bekerja berjam-jam menyisakan sedikit waktu untuk bersantai.

"Relaksasi telah diakui sebagai prasyarat penting dalam pencegahan insomnia saat tidur," catat mereka.

"Karena jam kerja yang panjang dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan pemulihan setelah bekerja, karyawan ini sebenarnya membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih daripada pekerja dengan hari kerja yang panjangnya normal."

3. Lebih baik dalam pekerjaan

Dalam salah satu eksperimen yang dilakukan oleh Sarah Green Carmichael peneliti dari Harvard Business School, para peneliti memaksa karyawan di sebuah perusahaan konsultan di Boston untuk mengambil cuti sehari di tengah minggu kerja.

Setelah lima bulan rutin seperti ini, klien perusahaan melaporkan peningkatan dalam layanan dari tim yang mengambil cuti, dibandingkan dengan klien dari tim yang bekerja 50 jam lebih per minggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI