Peneliti Ungkap Pengguna Vape Justru Berisiko Serangan Jantung dan Stroke

Selasa, 28 Mei 2019 | 14:50 WIB
Peneliti Ungkap Pengguna Vape Justru Berisiko Serangan Jantung dan Stroke
Ilustrasi rokok elektrik (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekarang ini vape atau rokok elektrik makin populer di kalangan perokok. Banyak orang memilih vape sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok biasa.

Faktanya, vape justru sama berisikonya seperti rokok biasa. Vape justru disebut bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke yang disebabkan oleh rasa atau liquid vape.

Para ilmuwan di Universitas Stanford telah menguji cairan atau liquid vape tersebut. Mereka menemukan bahwa liquid vape dapat merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan menyebab penyakit kardiovaskular.

Jika banyak orang beranggapan rokok elektrik jauh lebih aman daripada rokok konvensional memang tak ada salahnya. Karena vape tidak mengandung tembakau yang bisa menyebabkan kanker paru-paru.

Baca Juga: Gunakan Vape, Orang Tua Sebaiknya Hindari Penggunaannya di Dekat Anak

Namun, vape tetap mengandung nikotin yang dapat mempersempit dan mengeraskan arteri. Kondisi ini disebabkan oleh liquid vape yang memunculkan beragam aroma menarik.

Vape atau rokok elektronik (elektrik). (Shutterstock)
Vape atau rokok elektronik (elektrik). (Shutterstock)

Para peneliti telah menguji sebanyak 6 macam liquid vape, mulai yang rasa buah, tembakau, kayu manis dan mentol. Mereka menemukan ada kandungan nikotin yang berbeda pada liquid vape dan bisa menyebabkan kerusakan DNA, kematian sel serta peradangan.

Mereka pun percaya kerusakan sel-sel yang melapisi pembuluh darah dapat menyebabkan pembuluh mengeras dan membentuk gumpalan. Artinya, penggunaan vape yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Penelitian ini juga didukung oleh bukti bahwa orang yang aktif menggunakan rokok elektrik lebih cenderung menderita penyakit jantung atau arteri koroner.

"Studi ini jelas menunjukkan bahwa e-rokok bukan alternatif yang aman untuk menggantikan rokok konvensional. Kami melihat ada berbagai tingkatan nikotin di dalam liquid vape yang berbeda-beda dan itu semua bisa menyebabkan kerusakan sel," kata dr Joseph Wu yang memimpin penelitian ini dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga: Uap Vape Sama Bahayanya dengan Asap Rokok? Ini Kata Peneliti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI