Studi: Tidur Kurang dari 7 Jam per Malam Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Vika Widiastuti Suara.Com
Selasa, 28 Mei 2019 | 12:30 WIB
Studi: Tidur Kurang dari 7 Jam per Malam Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi tidur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Physiology mengungkapkan bahwa orang yang tidur kurang dari 7 jam setiap malam lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular (CVD) dan penyakit jantung koroner.

Hal tersebut karena orang yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki kadar tiga regulator fisiologis atau microRNAs (komponen susunan genetik) rendah yang memengaruhi ekspresi gen dan memainkan peran kunci dalam menjaga kesehatan pembuluh darah.

"Studi ini mengusulkan mekanisme potensial baru di mana tidur memengaruhi kesehatan jantung dan fisiologi secara keseluruhan," kata Christopher DeSouza, Profesor di University of Colorado di AS dilansir dari The Health Side.

Tim peneliti mengambil sampel darah dari sekelompok pria dan wanita yang sehat terdiri dari usia 44-62 tahun. Mereka telah mengisi kuesioner tentang kebiasaan tidur.

Baca Juga: Serangan Jantung Lebih Parah di Pagi Hari Dibanding Malam Hari, Kok Bisa?

Hasilnya, setengah dari peserta tidur 7-8,5 jam per hari. Namun sebagian lainnya tidur 5-6,8 jam setiap malam.

Peneliti lantas mengukur ekspresi sembilan microRNA yang sebelumnya terkait dengan peradangan, fungsi kekebalan atau kesehatan pembuluh darah.

Tips tidak telat datang ke kantor
Tips tidak telat datang ke kantor

Mereka pun menemukan bahwa orang-orang yang kurang tidur memiliki tingkat sirkulasi miR-125A, miR-126, dan miR-146a yang lebih rendah lebih rendah dibanding mereka yang cukup tidur.

DeSouza mengatakan tak tahu jelas mengapa tujuh atau delapan jam adalah angka yang ajaib. Namun, ia mengingatkan orang setidaknya membutuhkan tujuh jam tidur per malam untuk mempertahankan tingkat regulator fisiologis yang penting, seperti microRNA.

"Jadi, jika manfaat microNRA berkurang akan berdampak besar pada kesehatan sel," imbuhnya.

Baca Juga: Jangan Salah, Nyeri Dada Bukan Satu-Satunya Gejala Serangan Jantung

Dalam penelitian ini diketahui bahwa microRNA dalam darah dapat digunakan sebagai penanda penyakit kardiovaskular pada orang yang kurang tidur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI