Suara.com - Radang otak adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini termasuk jenis penyakit mematikan karena berkaitan dengan organ paling penting dalam tubuh manusia.
Biasanya penyakit ini dipicu oleh beberapa faktor termasuk gaya hidup, baik dari segi makanan maupun kegiatan sehari-hari.
Melansir dari Popular Science, stres jangka panjang juga bisa menjadi faktor seseorang menderita radang otak.
Para peneliti telah melakukan studi baru pada hewan tikus yang membuktik adanya hubungan antara stres dan radang otak.
Baca Juga: Jeje S4 Meninggal karena Radang Otak, Makanan dan Minuman Ini Pemicunya
Pada studi mereka yang tertera dalam Journal of Neuroscience mencoba menempatkan beberapa ekor tikus yang agresif di dalam kandang selama seminggu.
Setelah seminggu terkurung di dalam kandang, beberapa ekor tikus itu terlihat stres. Mereka tidak bisa menemukan lubang tempat biasa mencari makan dan bermain ketika belum dikurung dalam kandang selama seminggu.
Peneliti pun menyimpulkan bahwa stres telah merusak memori dan daya ingat tikus sehingga mereka kesulitan mencari lubang atau gorong-gorong yang biasanya jadi tempat mereka berkumpul.
"Tikus-tikus yang stres kesulitan mengingatnya, tetapi tikus yang tidak stres tidak mengalami hal demikian," kata Jonathan Godbout, profesor ilmu saraf di Ohio State University.
Setelah 4 minggu mereka bertahan hidup dalam kondisi stres, tikus-tikus tersebut meringkuk di sudut ruangan. Gelagat tikus yang meringkuk dan tidak aktif seperti sebelumnya sebagai bentuk gejala depresi.
Baca Juga: Benarkah Wanita Lebih Mudah Stres Dibanding Pria? Simak Penjelasannya!
Para peneliti pun menduga stres berat telah memengaruhi hippocampi tikus, yakni bagian kunci otak yang berkaitan dengan memori dan navigasinya.