WHO Tetapkan Kecanduan Video Game Sebagai Penyakit, Padahal Ini Manfaatnya

Senin, 27 Mei 2019 | 15:28 WIB
WHO Tetapkan Kecanduan Video Game Sebagai Penyakit, Padahal Ini Manfaatnya
Ilustrasi sepasang anak main video game. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Mengurangi impulsif

Permainan aksi meningkatkan kinerja dalam tes kemampuan untuk menahan diri dari menanggapi rangsangan non-target, dalam situasi di mana sebagian besar rangsangan meminta respons tetapi stimulus sesekali menyerukan tidak ada respons.

Mengatasi disleksia

Dalam buku 'Action Video Games Make Dyslexic Children Read Better' karya Sandro Franceschini pada 2013 silam menunjukkan bahwa bermain video game selama 12 jam meningkatkan skor anak disleksia dalam tes membaca dan fonologi.

Baca Juga: WHO Tetapkan Gaming Disorder Sebagai Penyakit, Korea Selatan Menentang

Bahkan, peningkatannya sama besar atau lebih besar dari yang dicapai oleh program pelatihan yang secara eksplisit dirancang untuk mengobati disleksia.

Terkait dengan penyakit Gaming Disorder, WHO juga menjelaskan penyakit ini bisa didiagnosis. 

Menurut penjelasan mereka, kecanduan bermain game akan tergolong sebagai penyakit jika pola perilaku pasien cukup parah, sehingga mengakibatkan penurunan signifikan dalam fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya, dan biasanya akan terbukti setidaknya selama 12 bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI