Suara.com - Josh Hader, seorang lelaki berusia 28 tahun dari Oklahoma, Amerika Serikat, baru-baru ini menjadi viral karena mengidap stroke. Pasalnya stroke dalam kasusnya bukan dipicu oleh stres, melainkan kegiatan meregangkan leher yang berujung pada serangan stroke.
Cerita Josh Hader terus viral. Umumnya, banyak orang mengambil pelajaran darinya, bahwa peregangan leher bisa berdampak bahaya bahkan bisa memicu stroke seperti dia alami.
Josh Hader sendiri bukanlah pasien pertama melaporkan hubungan antara stroke, dan leher retak. Beberapa orang mengalami robekan pembuluh darah setelah peregangan, yang kemudian memicu stroke.
Meski demikian, menurut Doojin Kim, direktur co-medis program stroke di Pusat Medis UCLA di Santa Monica, California, Amerika Serikat, hal itu adalah kasus teramat jarang. Hanya gerakan kuat di leher yang mampu merobek pembuluh darah dan menyebabkan stroke. Namun faktor genetik juga mempengaruhi karena bisa membuat pembuluh darah menjadi lebih rapuh.
Baca Juga: Berpotensi Bikin Patah Hati, Kekasih Charles Leclerc Pernah ke Bali
"Anda berpotensi memblokir arteri ketika meregangkan leher Anda," ujar Steven Messe, Associate Professor Neurology di University of Pennsylvania Perelman School of Medicine, di Philadelphia, Amerika Serikat.
Messe dan pakar kesehatan lainnya menyarankan sebaiknya dihindari tindakan menggeremetakkan leher. Keith Overland, ahli chiropractic di Norwalk, Conn, mengatakan, menjadikannya kebiasaan bisa membuat leher terlalu tegang dan meningkatkan risiko terkena stroke.