Suara.com - Di Jenewa, Indonesia dan Singapura Bahas Kerja Sama Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit baik itu penyakit menular maupun penyakit tidak menular membutuhkan kerja sama regional.
Di Singapura, kasus diabetes dan ramainya pemberitaan soal cacar monyet membuat peningkatan kerja sama regional di bidang kesehatan dengan Indonesia menjadi penting.
Oleh karena itu, Menteri Kesehatan Singapuran Gan Kim Yong dan Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, menandatangani kerja sama dalam pertemuan bilateral di Sidang World Health Assembly ke-72 di Jenewa, Swiss, baru-baru ini.
Baca Juga: Antisipasi Kesehatan saat Mudik 2019, Kemenkes Siapkan 6047 Fasyankes
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anung Sugihantono yang mendampingi Menkes RI mengatakan, lingkup kerja sama yang ditandatangani ini menyangkut tentang kerja sama penanganan penyakit tidak menular dan penyakit menular.
“Pada hal-hal yang berkaitan dengan penyakit tidak menular, Menkes Singapura menceritakan, selain prevalensi diabetesnya yang meningkat, ada kelompok masyarakat tertentu di Singapura khususnya yang dari India dan dari Malaysia yang cukup tinggi insidens dari penyakit tidak menularnya. Ia juga menyampaikan
tentang kebiasaan makan garam yang cukup tinggi di Singapura,” kata Anung, dilansir laman Sehat Negeriku.
Konsumsi garam direkomendasikan maksimal 5 gram perhari. Tapi orang Singapura bisa mengkonsumsi lebih dari 9 gram per hari. Ini menjadi ancaman besar untuk penyakit tidak menular seperti hipertensi dengan segala implikasinya. Singapura kesulitan mengurangi konsumsi garam karena sudah ada di dalam makanan, berbeda dengan gula yang bisa direduksi di atas meja.
Untuk mengurangi masalah ini, Kemenkes Singapura sudah mengadvokasi kalangan indistri untuk turut berperan dalam menjaga umur konsumennya.
“Industri tidak dimusuhi tetapi dianggap sebagai aliansi Kementerian Kesehatan Singapura,” kata Anung.
Sementara itu, Menkes RI Nila Moeloek menegaskan bahawa dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular, Indonesia sudah mulai melakukan Healthy Life Movement atau gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
Anung kembali menjelaskan terkait kerja sama yang perlu terus dilakukan dengan Singapura adalah dalam pengendalian penyakit menular seperti TBC.
“Saya sampaikan apresiasi karena cross notifikasi diupayakan oleh mereka. Misalkan ada kasus tuberkulosis warga Indonesia yang akan terbang kembali ke Indonesia atau kemanapuan, mereka selalu memberikan informasi sejak awal. Meski nama (penderita) dirahasiakan, tetapi Indonesia diberi kesempatan untuk mengakses dengan kode tertentu. Itu adalah kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk menindaklanjuti sejak awal untuk orang-orang Indonesia yang ditemukan mengidap penyakit tertentu di negara lain atau melakukan perjalanan dari negara lain yang harus kembali ke Indonesia,” kata Anung.