"Itu membuat perbedaan nyata. Itulah waktu yang dibutuhkan tumor untuk menyebarkan sel-sel ke dalam tubuh," tutur Hoffmann kepada BBC yang dilansir dari globalcitizen.org.
Metode ini pertama kali diuji di Jerman dan Austria, sebelum dibawa ke Amerika Selatan oleh perusahaan Jerman " Discovery Hands " dengan dukungan dari bank pembangunan Amerika Latin, Corporacion Andina de Fomento.
Penguji payudara menggunakan strip braille untuk memetakan segala kelainan atau benjolan di tubuh pasien.
Pasien mendapat manfaat melalui pemeriksaan individu yang lebih lama dan lebih personal. Jika kelainan terdeteksi, dokter melanjutkan dengan ultrasonografi dan mamografi.
Baca Juga: Pil KB Tingkatkan Risiko Kanker Payudara dan Kanker Serviks? Ini Faktanya!
Dokter Frank Hoffman melatih orang tunanetra menjadi ahli diagnosis yang sangat terampil. Ia telah membantu menjadikan perempuan tunanetra ini sebagai bagian penting dari infrastruktur perawatan kesehatan primer.
Terlatih sebagai Medical Tactile Examiners (MTE), profesi yang diciptakan Hoffmann, mereka juga membantu menjaga catatan medis dan melaksanakan tugas sehari-hari sebagai asisten medis.