Karena itu, mereka tidak pernah mau mengakui kesalahannya karena tidak ingin dipandang lemah dan selalu ingin dihormati.
Tetapi, Dr Sharp melihat seseorang yang mau mengakui kesalahannya justru lebih dihormati dan dijadikan panutan, terlebih ia seorang pemimpin.
"Ini cukup masuk akal, karena jika orang mengatakan saya 100 persen sempurna dan benar itu sulit dipercaya. Aku pun sulit mempercayai orang yang tidak aku kenal tapi mengakui 100 persen sempurna," ujarnya.
3. Tidak siap menerima kebenaran
Baca Juga: Kerusuhan di Jakarta Bikin Panik dan Cemas, Ini Saran dari Psikolog
Faktanya, mereka yang sulit mengakui kesalahan atau kekalahannya tidak cukup siap dalam menerima kebenarannya.
Bahkan mereka mungkin sama sekali tidak peduli dengan kebenaran yang sesungguhnya.
"Mereka tidak peduli karena mereka lebih memikirkan aspek lain yang mereka inginkan dan dianggap lebih penting," tuturnya.