Suara.com - Redakan Dampak Gas Air Mata dengan Pasta Gigi atau Susu, Efektifkah?
Kerusuhan yang terjadi di Jakarta saat ini sudah menimbulkan korban luka hingga korban jiwa. Dikabarkan, ratusan korban luka harus menjalani perawatan di rumah sakit, yang diakibatkan karena gas air mata.
Penggunaan pasta gigi yang dioleskan di bawah mata untuk mengurangi dampak gas air mata sudah dipercaya sejak lama. Namun, efektifkah penggunaan pasta gigi untuk mengurangi dampak gas air mata?
Laman International News Safety Institue menyebut kepercayaan pasta gigi bisa mengurangi dampak gas air mata sudah ada sejak perang dunia II.
Baca Juga: Masih Bentrokan, Pemulung Nekat Punguti Selongsong Gas Air Mata
Sayangnya, hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan manfaat ataupun dampak dari penggunaan pasta gigi tersebut.
"Gas air mata maupun pasta gigi terbuat dari berbagai macam zat kimia, dengan proses kimiawi yang beragam pula. Sangat sulit memprediksi efek apa yang terjadi ketika ada reaksi pada dua komponen ini," tulis laman tersebut.
Jika Anda mengalami paparan gas air mata, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan topeng gas, kacamata pelindung, dan masker.
Jika tak memiliki perlengkapan di atas, Anda bisa menutup mata, mulut, dan hidung dengan sapu tangan atau kain. Pergi ke area yang jauh dari paparan gas air mata, usahakan pergi ke daerah yang lebih tinggi karena gas air mata memiliki massa yang lebih berat daripada udara.
Di sisi lain, Neil Gibson, analis kesehatan dari IHS Jane, berbicara kepada The Independent terkait pertolongan pertama terhadap paparan gas air mata. Menurutnya, menuangkan susu di wajah dapat mengurangi dampak gas air mata.
Baca Juga: Polisi Tembakan Gas Air Mata pada Pendemo di Bawaslu, Ini Efek Sampingnya!
"Susu memiliki manfaat untuk menurunkan kadar rasa panas dan perih," tuturnya.