Kerusuhan di Jakarta Bikin Panik dan Cemas, Ini Saran dari Psikolog

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 22 Mei 2019 | 11:47 WIB
Kerusuhan di Jakarta Bikin Panik dan Cemas, Ini Saran dari Psikolog
Kerusuhan di Jakarta, tepatnya di asrama brimob Petamburan, sejumlah mobil dibakar massa tak dikenal. (Suara.com/Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerusuhan di Jakarta Bikin Panik dan Cemas, Ini Saran dari Psikolog

Berita kerusuhan dan amuk massa di berbagai media, baik itu media online, televisi, maupun media sosial, bisa memunculkan rasa panik dan cemas.

Hal ini tentu saja bisa berbahaya, terutama pada orang-orang yang sudah didiagnosis memiliki masalah kejiwaan seperti gangguan kecemasan dan gangguan panik.

Psikolog dari klinik Personal Growth, Veronica Adesla, mengatakan bahwa rasa panik dan cemas ini bisa terjadi pada siapa saja. Nah, salah satu cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan membatasi akses terkait berita-berita tersebut.

Baca Juga: Tampung Korban Kerusuhan Demo 22 Mei, Total 80 Orang Dirawat RS Tarakan

"TV tidak perlu dipantengin terus-terusan 24 jam malah menambah panik. Bukan tidak boleh menonton berita loh ya, tapi tidak perlu terus-menerus dipantengin," ungkap Veronica, saat berbincang dengan Suara.com.

Ilustrasi cemas atau khawatir [Shutterstock]
Ilustrasi cemas dan panik [Shutterstock]

Tips yang kedua adalah menghindari tayangan-tayangan yang meresahkan. Gambar dan video aksi kerusuhan, korban yang bergelimangan darah, dan sejenisnya sebaiknya dihindari.

Jika Anda menerima video-video tersebut melalui media sosial ataupun aplikasi perpesanan, sebaiknya tidak menyebarkannya ke orang lain.

Video-video ini bisa saja memiliki dampak negatif yang berunsur provokasi, dan menimbulkan ketakutan pada masyarakat.

Ketiga, adalah menahan diri untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Jangan sampai niat untuk berbagi kabar malah merugikan dan membuat orang lain cemas, karena yang dibagikan adalah kabar hoax.

Baca Juga: 6 Orang Tewas saat Jakarta Kerusuhan 22 Mei Dini Hari

"Jika memungkinkan, tetaplah beraktivitas seperti biasa," tutup Veronica.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI