Alergi Air Parah, Wanita Ini Hanya Mandi 2 Menit Seminggu dan Tidak Minum

Selasa, 21 Mei 2019 | 13:52 WIB
Alergi Air Parah, Wanita Ini Hanya Mandi 2 Menit Seminggu dan Tidak Minum
Ilustrasi perempuan alergi air (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang perempuan berusia 18 tahun di Utah menderita aquagenic urticaria atau yang dikenal sebagai alergi air.

Hal yang sulit dibayangkan jika seseorang alergi terhadap air. Perempuan bernama Alexandra Allen ini mengidap penyakit langka tersebut yang membuatnya tidak bisa terkena air.

Alexandra mengaku selalu merasa kulitnya gatal dan panas setiap kali terkena air.

"Saya merasa kulit saya seperti dilas, sangat panas dan ada rasa gatal yang terus-menerus seperti terbakar setiap kali terkena air," ujar Alexandra dikutip dari Women's Health.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Mandi Setiap Hari Justru Merusak Kekebalan Tubuh

Tak hanya ketika tekena air, kulit Alexandra pun akan bereaksi ketika terkena keringatnya sendiri. Jika hari begitu panas dan dia berkeringat, maka kulitnya akan terasa gatal seperti terbakar.

Bahkan rasa gatal dan panas itu berlangsung cukup lama dan sering ia rasakan setiap hari.

Ilustrasi seorang mandi [Shutterstock]
Ilustrasi seorang mandi [Shutterstock]

Beberapa kali Alexandra harus menahan rasa gatal dan panas di kulitnya ketika berhadapan dengan banyak orang. Ia berusaha untuk tetap menjaga penampilan dan sikapnya meski alerginya kumat.

Hal itu ia lakukan karena tak ingin terus-menerus menjelaskan kondisi medisnya kepada orang lain dan ia merasa aneh terhadap penyakit langkanya.

Alexandra mengatakan alergi kulitnya akan semakin buruk jika terkena air hangat atau panas. Karena itu, ia tak pernah berlama-lama untuk mandi, cuci muka, tangan dan kakinya. Ia mengaku setidaknya hanya mandi selama 2 menit setiap minggunya.

Baca Juga: Alergi Air Setelah Melahirkan, Apa Penyebabnya?

Karena alergi kulitnya yang luar biasa itu pula Alexandra sampai membatasi jumlah asupan air minum hariannya. Ia berpikir terlalu banyak minum air juga bisa berdampak buruk pada tenggorokannya.

"Secara teknis, kerongkongan memiliki jenis kelenjar yang sama dengan kulit. Jadi ada kemungkinan tenggorokan memberi reaksi yang sama jika terlalu banyak minum. Meski aku mengalami dehidrasi, tapi aku tidak akan minum," jelasnya.

Meskipun kondisi kesehatan Alexandra yang super alergi air ini terdengar sangat aneh. Tetapi, ia bukan orang satu-satunya yang memiliki alergi terhadap air.

Pada 2011 silam, Annals of Dermatology juga mendokumentasikan seorang pria usia 19 tahun dan bocah 5 tahun menderita kondisi yang sama seperti Alexandra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI