Bayi Ternyata Menangis Jika Melihat Orang Lain Sedih

Sabtu, 18 Mei 2019 | 16:26 WIB
Bayi Ternyata Menangis Jika Melihat Orang Lain Sedih
Ilustrasi bayi menangis [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bayi Ternyata Menangis Jika Melihat Orang Lain Sedih

Bayi ternyata memiliki empati reflektif yang membuat dirinya bisa merasakan apa yang dialami bayi-bayi lain di sekitarnya. Hal inilah yang membuat bayi ikut menangis ketika melihat bayi atau orang di sekitarnya juga merasakan hal yang sama.

"Biasanya memang kalau ada satu bayi menangis, nggak lama ada bayi lainnya yang menangis. Ini namanya empati reflektif yang dimiliki bayi di bawah satu tahun," ujar Psikolog Roslina Verauli dalam temu media belum lama ini.

Vera menambahkan, empati reflektif ini umumnya terjadi spontan. Meski masih berusia sangat dini, bayi kata dia bisa turut memahami perasaan orang atau bayi di sekitarnya.

Baca Juga: Mendongeng untuk si Kecil Mampu Tingkatkan Bonding Time Ibu dan Anak

"Jadi sama saja kalau melihat ibunya menangis atau sedih, bayi akan melihat dan merasakan. Ia akan berempati dengan ikut sedih atau menangis kencang," imbuhnya.

Ia pun membenarkan bahwa empati memang sudah ada di diri setiap manusia sejak dilahirkan. Namun empati perlu diasah agar muncul sesuai kadarnya. Pasalnya kata Vera empati reflektif dapat mendorong emosi yang berlebihan pada bayi. Itu sebabnya orangtua harus mampu melatih buah hatinya dalam mengontrol emosi.

"Empatinya masih sekedar memahami. Belum mampu menangani orang lain yang sedih atu menangis seperti apa. Itu sebabnya anak harus punya kecerdasan berpikir yang harus dilatih sejak dini," imbuhnya.

Anak yang mampu mengembangkan rasa empati, kata Vera maka umumnya memiliki perilaku prososial, yaitu keinginan membantu orang ‘lain tanpa pamrih. Hal inilah yang perlu diasah sejak dini agar anak mampu menyikapi sebuah permasalahan serta memberikan solusi yang tepat dan penuh empati.

“Mengasah rasa peduli dapat dilakukan orang tua sejak dini sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak dengan stimulasi yang bervariasi, dimulai pada usia 1-2 tahun, 3-4 tahun, 5-6 tahun, hingga usia 7 tahun ke atas," imbuhnya.

Baca Juga: Berkat Sugar Daddy, Ibu dan Anak Bisa Operasi Plastik Rp 1 Miliar

Pada usia 3-4 tahun, misalnya, orangtua bisa mengajak anak untuk membantu atau menolong orang lain, atau saat anak berusia 5-6 tahun, libatkan anak dalam ‘emotional talk' dimana mereka bisa menyampaikan apa yang mereka rasakan dan berikan pujian dan penghargaan untuk setiap hal baik yang mereka lakukan.


 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI