Heboh Cium Anak Bisa Sebabkan Dermatitis Atopik, Ini Penjelasan Pakar

Jum'at, 17 Mei 2019 | 16:47 WIB
Heboh Cium Anak Bisa Sebabkan Dermatitis Atopik, Ini Penjelasan Pakar
Cium anak bisa sebabkan dermatitis atopik? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Heboh Cium Anak Bisa Sebabkan Dermatitis Atopik, Ini Penjelasan Pakar

Sempat viral di media sosial, terkait pengakuan seorang ayah yang mengatakan bahwa anaknya menderita dermatitis atopik karena kerap dicium sembarang orang.

Lalu, benarkah mencium bayi bisa menyebabkan dermatitis atopik? Rupanya menurut Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid, tidak benar dermatitis atopik bisa menular lewat ciuman.

Baca Juga: Kulit Kepala Gatal dan Bersisik, Waspada Penyakit Dermatitis Seboroik

Ditemui dalam acara Tanggap Herpes Genital di Jakarta, Jumat, (17/5) kemarin, Wresti mengatakan bahwa dermatitis atopik merupakan kondisi turunan, bukan penularan atau infeksi lewat ciuman.

"Dia (anak) mendapat dermatitis atopik itu dari orang tuanya. Mungkin salah satu orang tuanya ada yang mengalami dermatitis atopik," kata Wresti.

Meski demikian, bukan berarti mencium anak orang lain secara sembarangan merupakan hal yang dapat dibenarkan.

Wresti bahkan mengkhawatirkan penyakit lain yang sama berbahayanya seperti herpes genital. Herpes genital sendiri merupakan penyakit sekual yang disebabkan oleh virus herpes simplex atau HSV tipe 1 dan 2.

Tipe 1 biasanya ditularkan melalui oral ke oral sedangkap tipe 2 melalui aktivitas seksual. "Namun semakin berkembangbya bentuk aktivitas seksual maka terkadang ditemukan HSV tipe 1 di area genital," katanya.

Baca Juga: Ciuman Bisa Tularkan Herpes? Ini Faktanya!

Ilustrasi pengobatan penyakit herpes. (Shutterstock)
Ilustrasi pengobatan penyakit herpes. (Shutterstock)

Salah satu cara penularan herpes genital yang paling mungkin adalah dengan berciuman. Itu juga yang dikhawatirkan oleh Wresti, di mana anak kecil biasanya akan diberi ciuman bibir oleh orang dewasa yang bisa saja menderita herpes genital.

Wresti bercerita, bagaimana sebuah survey di Inggris mengungkapkan adanya anak-anak TK di sana yang menderita herpes genital. Dicurigai, mereka mendapatkan penyakit tersebut dari aksi main cium orang dewasa ketika gemas melihat anak-anak.

Lalu bagaimana dengan kasusnya di Indonesia? Meski belum ada penelitian lebih lanjut, tapi Wresti tetap menyarankan agar orang dewasa jangan selalu main kecup apalagi di bagian bibir anak kecil.

Penderita herpes genital sendiri tidak dapat diobati secara permanen, dan jika sudah tertular virus di dalam tubuh, maka ia akan tetap berada di dalam tubuh.

Herpes genital bersifat periodik dan kemunculannya tergantung pada daya tahan tubuh pasien. Meski tidak berbahaya dan menyebabkan kematian, namun penyakit ini bisa menimbulkan beban psikologis dan finansial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI