Pakar IPB Sebut Cacar Monyet Penyakit Eksotik, Apa Alasannya?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 16 Mei 2019 | 17:43 WIB
Pakar IPB Sebut Cacar Monyet Penyakit Eksotik, Apa Alasannya?
Monkeypox atau cacar monyet disebut penyakit eksotik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar IPB Sebut Cacar Monyet Penyakit Eksotik, Apa Alasannya?

Penyakit cacar monyet yang ditemukan di Singapura membuat Indonesia sebagai negara tetangga patut waspada.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Profesor Srihadi Agungpriyono menyebut bahwa penyakit cacar monyet alias monkeypox merupakan penyakit yang eksotik. Sebabnya, penyakit ini belum pernah dilaporkan penyebarannya di Indonesia.

"Penyakit ini (cacar monyet) belum pernah dilaporkan ada di Indonesia baik pada hewan maupun manusia. Sehingga penyakit ini dalam istilah kesehatan hewan dikategorikan sebagai eksotik," kata Srihadi, dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (16/5/2019).

Baca Juga: Heboh di Singapura, Waspada Cacar Monyet!

Srihadi menambahkan, cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan virus monkeypox masuk ke dalam genus Orthopoxvirus, family Orthopoxviridae. Penyakit ini seperti smallpox (cacar) pada manusia, disebabkan variola yang berkerabat dengan cacar monyet, tetapi bersumber pada hewan.

"Hewan yang peka terhadap cacar monyet di antaranya monyet, kera, rodensia, dan mamalia kecil. Sumber virus di hewan bisa berasal dari lesio kulit, urin, feses, eksudat dari mulut, hidung, dan konjungtiva, serta semua jaringan hewan terinfeksi," tambahnya.

Profesor Srihadi Agungpriyono, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. (Dok. IPB)
Profesor Srihadi Agungpriyono, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. (Dok. IPB)

Penularan dari hewan ke hewan melalui kontak langsung dengan sumber virus misalnya gigitan, cakar, dan endusan. Penularan diduga terjadi juga melalui aerosol atau kontak dekat.

Sedangkan dari hewan ke manusia bisa melalui kontak langsung dengan lesio (kulit), darah, dan cairan (eksudat) hewan terinfeksi, gigitan dan cakaran, melalui aerosol saat kontak dekat dengan hewan terinfeksi, serta konsumsi daging hewan liar yang dikenal 'bush meat' merupakan kasus pada manusia di Afrika.

Dari aspek kesehatan hewan, maka otoritas veteriner perlu membuat kebijakan tentang tindakan-tindakan preventif terkait masuknya hewan-hewan, terutama rodensia dan 'exotic pet' dari negara endemik.

Baca Juga: Singapura Laporkan Kasus Cacar Monyet Pertama di Asia

"Ini penyakit zoonotik, maka perlu ada koordinasi antara bidang kesehatan, kesehatan hewan, satwa liar, dan instansi terkait, untuk segera membuat serta mengambil langkah tindakan preventif termasuk kesiapsiagaan darurat atau emergency preparedness terkait masuknya virus Monkeypox," ungkap Srihadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI