Suara.com - Mengenal Perbedaan Cara Penularan Virus Cacar Monyet dengan Cacar Air.
Cacar monyet atau monkeyfox baru-baru ini menjadi pembicaraan hangat di tanah air lantaran ditemukan satu kasus terjadi di Singapura.
Kasus cacar monyet ditemukan pada seorang lelaki asal Nigeria, yang diduga terinfeksi di negaranya sebelum masuk ke Singapura.
"Meski risiko penularan manusia ke manusia sangat rendah, Kementerian Kesehatan saat ini sudah mengambil langkah-langkah pencegahan yang dperlukan," demikian pernyataan dari otoritas kesehatan Singapura, dilansir Reuters.
Baca Juga: Segera Bawa ke Dokter Bila Anak Sakit Cacar Air
Saat ini, Batam yang merupakan wilayah perbatasan dengan Singapura sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah masuknya virus tersebut ke Indonesia.
Bicara soal penularan cacar Monyet, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Novarita menerangkan, penyakit tersebut langka dan jarang terjadi.
"Penyakit itu berasal dari hewan, masuk ke manusia yang ditularkan melalui kontak darah atau cairan tubuh, serta gigitan hewan yang telah terkontaminasi. Biasanya penularan itu berasal dari hewan seperti primata dan pengerat. Monkeypox mulai timbul saat 14 hingga 21 hari sejak pertama kali terinveksi virusnya," jelasnya saat dihubungi Suara.com Rabu 15 Mei 2019.
Ia menuturkan, gejala yang timbul pada penyakit itu diantaranya demam, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot, kekurangan energi, serta ruam kulit yang muncul mulai dari wajah hingga ke tempat lain.
Menurut dia, penyakit monkeypox ini mirip dengan cacar pada manusia, lebih ringan namun dapat berakibat fatal.
Baca Juga: Ini Kaitan Penyakit Cacar Air dan Serangan Jantung
"Kalau mengalami gejala tersebut harus segera berobat ke pelayanan kesehatan dasar untuk mendapatkan perawatan," kata Novarita.