Ada bukti bahwa aborsi dikaitkan dengan penurunan kesehatan emosional dan fisik.
Bagi sebagian wanita, emosi negatif ini mungkin sangat kuat, dan dapat muncul dalam beberapa hari atau setelah bertahun-tahun. Respons psikologis ini adalah bentuk gangguan stres pasca-trauma.
Di sisi lain, tidak sedikit orang yang menentang undang-undang aborsi ini.
Mantan calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, bahkan menyebut RUU larangan aborsi ini sebagai contoh serangan mengerikan terhadap kehidupan wanita dan kebebasan dasar mereka.
Baca Juga: Awas, Infeksi di Area Kewanitaan Bisa Membuat Perempuan Sulit Hamil