Suara.com - Puasa adalah kegiatan yang menantang bagi diabetesi tipe 2, karena mereka harus merubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara tepat. Meski begitu, banyak di antara mereka yang memilih tetap menjalankan ibadah puasa.
Disampaikan Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FINA, spesialis penyakit dalam, pada dasarnya diabetesi tipe 2 boleh saja berpuasa. Namun, mereka juga harus paham mengenai tantangan dan resiko yang dihadapi selama menjalankannya.
"Pasien diabetes tipe 2 tidak perlu terlalu drastis mengubah pola makan. Mereka hanya disarankan untuk mendapatkan asupan karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat sederhana saat berbuka. Selain itu, mereka juga wajib menghindari makanan siap saji, gorengan, serta makanan dan minuman bergula serta selalu patuh pada kalori yang boleh dikonsumsi," ujar Prof. Sidartawan dalam temu media beberapa waktu lalu.
Agar pasien diabetes tipe 2 dapat tetap sehat dalam menjalankan puasa, mereka harus mematuhi tatalaksana diabetes yang terangkum dalam empat pilar pengendalian diabetes.
Baca Juga: Komunitas Sobat Diabet Ajak Kaum Muda Peduli Diabetes
Empat pilar tersebut, pertama adalah edukasi yang menyeluruh mengenai penyakit diabetes. Kedua, pengaturan makan dengan jumlah yang sudah ditentukan serta menghindari makan berlebihan dan berlemak tinggi. Ketiga, melakukan kegiatan jasmani secara rutin yang dapat dilakukan sehari-hari misalnya berjalan kaki, menggunakan tangga, bersepeda, dan berenang. Keempat adalah terapi farmakologi yang terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan.
Tujuan tatalaksana pasien diabetes ini adalah membantu menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal atau mendekati normal, sehingga mencegah terjadinya komplikasi pada pasien.
"Sebelum bulan puasa memang seharusnya pasien berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter agar mengetahui solusi terbaik baik dari segi pola makan dan pengobatan selama berpuasa," tandasnya.