Kerap Cukur Rambut Kemaluan Sampai Habis? Waspadai Risikonya!

Kamis, 09 Mei 2019 | 06:25 WIB
Kerap Cukur Rambut Kemaluan Sampai Habis? Waspadai Risikonya!
Ilustrasi: kerap cukur rambut kemaluan sampai habis, ternyata berisiko bagi kesehatan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak sedikit wanita yang pilih membersihkan atau mencukur rambut kemaluan sampai habis karena merasa risih atau tak nyaman. Namun, yang perlu diperhatikan mencukur rambut kemaluan tak lepas dari risiko penyakit tertentu.

Ada banyak cara untuk mencukur rambut kemaluan. Kita tidak perlu harus menggunakan pisau cukur atau perawatan salon karena itu bisa saja menyebabkan dan menyebarkan infeksi kuman.

Dilansir HiMedik dari verywellhealth.com, mencukur rambut kemaluan sampai habis juga berkaitan dengan sejumlah kemungkinan negatif, seperti:

1. Daerah kemaluan lebih rentan terkena infeksi dari alat yang digunakan jika ada luka atau goresan saat mencukur rambut atau berhubungan seksual.

BACA JUGA: Sebelum Meninggal Dunia, Tubuh Keluarkan Bau Aneh Tanda-tanda Kematian

Baca Juga: Jangan Cukur Rambut Kemaluan! Ini Alasannya

2. Lebih tinggi kemungkinan ada rambut yang tumbuh ke dalam dan meningkatkan risiko infeksi.

3. Luka akibat goresan saat mencukur juga bisa menyebarkan PMS (penyakit menular seksual).

Ilustrasi miss V (shutterstock)
Ilustrasi miss V (shutterstock)

Ada sejumlah penelitian yang membuktikan bahwa mencukur rambut kemaluan sampai habis meningkatkan risiko infeksi menular seksual.

Sebab, wanita yang rajin mencukur rambut kemaluannya sampai habis mungkin memiliki kehidupan seksual yang lebih rajin.

Fakta itulah yang menyebabkan wanita seperti ini lebih berisiko terkena infeksi, salah satunya karena tidak adanya rambut kemaluan artinya tidak ada sesuatu yang menghalangi atau melindungi organ intim dari kuman.

Baca Juga: Cukur Rambut Kemaluan, Anda Bakal Kehilangan Lima Manfaat Ini

Padahal gesekan antara area organ intim dengan bagian tubuh lain saat berhubungan intim itulah yang meningkatkan risiko menularkan infeksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI