Suara.com - Anak yang tantrum adalah salah satu bagian yang sering tak terhindarkan ketika Anda menjadi orangtua. Ketika mengalaminya, Anda mungkin akan sulit menaham emosi, bahkan ikut frustasi dengan tingkahnya.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat anak Anda tiba-tiba menangis, seakan tanpa tulang dan tergeletak menangis di lantai? Berikut enam hal yang bisa Anda coba menurut saran psikolog klinis, Rebecca Schrag Hershberg, PhD. dilansir dari Motherly.
1. Hadir dan dengarkan
Strategi nomor satu yang disarankan adalah hadir. Dalam beberapa hal, ini terdengar sangat sederhana. Mungkin Anda pernah melihat orangtua menggunakan strategi ini untuk anaknya, di mana saat seorang anak mengamuk, berteriak, menangis dan mungkin menendang lantai, ada orangtua hanya duduk di sana bersama mereka.
Baca Juga: Demi Menantu Ngidam, Pasangan Orangtua Kejar Truk Milo di Jalan Tol
Seberapa sulitlah itu? Rebecca mengungkap, ternyata sangat sulit. Jadi, jika anak Anda tantrum, perhatikan apa yang terjadi dan dengarkan apa yang ingin dikatakan anak Anda.
2. Bersikap empatik.
Dorongan sebagai orangtua secara naluriah, dapat membuat tantrum berhenti. Dan jika tidak ada yang berfungsi untuk menenangkan anak kita, lakukan hal terbaik berikutnya untuk kenyamanan kita sendiri, yakni memperhatikannya.
Terkadang kehadiran orang tua, kemampuan mereka untuk duduk dan merasakan kesedihan yang mereka rasakan tanpa mencoba untuk memotongnya atau menghentikannya, itulah yang dibutuhkan seorang anak.
Tantrum sering kali merupakan semacam pelepasan emosi, sebuah katarsis dari emosi yang luar biasa, dan seringkali hal yang paling efektif yang bisa dilakukan orangtua adalah duduk di dekat anak mereka dan secara nonverbal mengkomunikasikan kehadiran tanpa syarat mereka.
Baca Juga: Begini Cara Orangtua Beri Stimulus untuk Bangun Karakter Kuat pada Anak
3. Bedakan antara perasaan dan perilaku
Ketika anak Anda melepaskan semua perasaan mereka, mungkin mereka menjadi sangat kewalahan oleh kemarahan, frustrasi, dan kesusahan sehingga mereka terlibat dalam perilaku tertentu yang tidak baik-baik saja, yaitu yang tidak aman untuk diri mereka sendiri atau orang-orang di sekitar mereka.
Ini mungkin termasuk memukul, menendang, menggaruk, melemparkan balok kayu ke seberang ruangan, dan lainnya. Pada titik ini, Anda perlu membuat perbedaan antara perasaan dan perilaku mereka, dengan pesan yang mendasarinya adalah bahwa meskipun semua perasaan diterima di rumah Anda, semua perilaku tidak.
Katakan pada mereka, "Chloe, saya tahu bahwa kamu sangat marah. Kamu dapat berteriak, menjerit, menangis, dan menendang lantai sekeras yang kamu bisa, tapi aku tidak akan membiarkanmu menyakitiku atau adik perempuanmu, atau anjingmu. Itu tidak baik,"
4. Gunakan nada bicara yang tegas, bukan marah
Idealnya, kehadiran Anda, termasuk kata-kata dan tindakan Anda, pada akhirnya akan membantu menenangkan anak Anda. Tapi, tentu saja Anda harus dinilao sebagai orang yang penuh kasih.
Ketika Anda berkomunikasi, ucapkan dengan tegas, dengan cara yang menyatakan bahwa Anda tetap memiliki batasan, tetapi tidak aa yang mengomunikasikan kemarahan dan frustrasi Anda sendiri.
Mungkinkah Anda ikut merasa marah dan frustrasi? Tentu saja. Mungkinkah Anda mengatakan bahwa Anda merasa marah dan frustrasi? Itu juga baik-baik saja (walaupun mungkin dikomunikasikan lebih efektif setelah mata badai berlalu).
Namun, berbicara dengan nada marah (termasuk berteriak), akan memiliki efek sebaliknya yang Anda maksudkan; Emosi anak Anda, amarah, frustrasi, bahkan mungkin rasa bersalah pada titik ini akan semakin meningkat.
5. Pertimbangkan menggunakan sentuhan untuk menjaga keamanan anak dan diri Anda
Kadang-kadang suara Anda tidak akan cukup untuk menenangkan anak Anda, dan Anda cukup khawatir tentang keselamatan Anda atau mereka yang perlu Anda respons menggunakan tubuh fisik Anda. Jika anak Anda cenderung merasa lebih tenang ketika Anda meletakkan tangan di bahu mereka, atau bergerak lebih dekat ke mereka, atau bahkan memberi mereka dengan sebuah pelukan, maka ini semua opsi yang dapat Anda terapkan.
Tapi perhatikan pula isyarat apakah ini adalah sesuatu yang benar-benar mereka inginkan atau butuhkan. Ya, kadang-kadang sentuhan fisik dari orang yang dicintai memang akan disambut; tapi kadang-kadang ini juga rasanya mengganggu.
6. Usahakan diri Anda tetap tenang sebagai prioritas
Anda harus membuat diri Anda tetap tenang dan mengendalikan emosi sebisa mungkin. Napas dalam-dalam, rasakan ke dalam tubuh Anda, ingatkan diri Anda bahwa otak si kecil belum sepenuhnya matang.
Jika Anda dapat memancarkan ketenangan dan stabilitas, anak Anda dapat menggunakan ini untuk membawa diri mereka kembali ke keadaan yang juga tenang.