Suara.com - Vaping Saat Puasa Tidak Lebih Baik daripada Merokok, Ini Alasannya
Vape atau rokok elektrik kini gencar dipromosikan sebagai salah satu alternatif yang lebih aman daripada merokok. Namun, apakah faktanya benar demikian?
Laman Hello Sehat menulis bahwa salah satu manfaat utama dari puasa Ramadan selama satu bulan adalah detoksifikasi tubuh. Nah, manfaat detoksifikasi tubuh dari berbagai macam racun dan radikal bebas bisa hilang meskipun Anda sudah tidak merokok, namun masih menggunakan vape.
Berbeda dengan merokok, di mana kandungan nikotin didapat dari asap hasil pembakaran tembaku, vape sama sekali tidak mengeluarkan asap. Vape menghasilkan uap, yang berasal dari cairan mengandung nikotin, propilen glikol, zat perasa, dan air.
Baca Juga: Kominfo Akan Blokir Iklan Rokok di Internet Jika Diminta Kemenkes
Uap vape memang tidak mengandung tar dan berbagai macam zat adiktif kimi beracun lainnya. Meski begitu, uap vape menghasilkan radikal bebas, yang jika menumpuk di dalam tubuh akan merusak sel-sel sehat.
Penelitian menemukan cairan vape yang dipanaskan itu menghasilkan zat yang bersifat karsinogen atau bisa memicu kanker. Uap yang terhirup juga bisa menimbulkan serangan asma, sesak napas, dan batuk.
Risiko vape muncul bukan hanya dari uapnya. Zat perasa untuk menghasilkan aroma buah-buahan yang beraneka ragam pun nyatanya mengandung bahan kimia yang tidak menyehatkan.
Bahaya lain dari rokok elektrik adalah kemungkinannya untuk meledak. Dalam sejumlah laporan kasus, beberapa penggunanya mengalami cedera parah karena vape meledak di tangan, bahkan di mulut ketika dihisap.
Bukan Metode Efektif untuk Berhenti Merokok
Baca Juga: Penumpang Nekat Nyalakan Rokok, Pesawat Ini Mendarat Darurat
Pada dasarnya rokok elektrik ataupun rokok tembakau, keduanya menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan Anda, entah dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi anggapan rokok elektrik lebih aman dibanding rokok biasa tidaklah tepat.