Main Perosotan, Gadis 10 Tahun Meninggal karena Serangan Jantung

Vika Widiastuti Suara.Com
Sabtu, 04 Mei 2019 | 08:11 WIB
Main Perosotan, Gadis 10 Tahun Meninggal karena Serangan Jantung
Ilustrasi perosotan air. (Pixabay/jarmoluk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi kebanyakan orang, main perosotan adalah hal yang menyenangkan. Hal itu pula yang dirasakan oleh seorang gadis 10 tahun ini. Namun, semuanya berubah. 

Gadis tersebut dilaporkan meninggal akibat serangan jantung setelah main perosotan air di Michigan. "Karena dia begitu bersemangat akhirnya bisa naik," kata sang ibu, Tina (44) dilansir HiMedik dari The Sun, Jumat (3/5/2019).

Gadis bernama London Eisenbeis tersebut meninggal mendadak pada Februari 2018 setelah naik perosotan setinggi 273 kaki, yang terbesar di desa Splash Zehnder, Frankenmuth.

Mulanya London sangat gembira akhirnya tinggi badannya cukup untuk ikut dalam perjalanan tersebut. Namun, kegembiraan berakhir mengerikan setelah jantungnya berdegup dalam irama yang tidak normal dan ia mengalami serangan jantung.

Baca Juga: Studi Ungkap Makan Nasi Bantu Cegah Obesitas, Ini Penjelasan Ahli

BACA JUGA: Viral Kornea Mata Wanita Ini Dimakan Bakteri Gara-gara Tidur Pakai Soflens

Ilustrasi perosotan air. (Pixabay/taniadimas)
Ilustrasi perosotan air. (Pixabay/taniadimas)

Setelah kematian London, keluarganya baru tahu ternyata ia menderita Long QT syndrome, yang menyebabkan detak jantungnya cepat dan kacau hingga menyebabkan kematian mendadak.

"London memandangi ayahnya, mengacungkan dua jempol dan tersenyum. Ia turun dan keluar dengan serangan jantung," kata Tina kepada The Sun.

BACA JUGA: Setelah Jalani Operasi Kista, Wanita Ini Tak Bisa Menutup Mulut dan Matanya

"Perosotan yang tempat ia turun dilengkapi detak jantung di bagian atas yang menurut suamiku membuatnya semakin menakutkan," lanjutnya.

Baca Juga: Cara Baru Lawan Nyeri Haid agar Semua Perempuan Bebas Beraktivitas

London, yang menderita kerusakan otak parah karena kekurangan oksigen itu kemudian dirawat di rumah sakit. Lebih dari seminggu kemudian, pesenam berbakat yang juga mencintai kucing tersebut, berhenti 'bertarung'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI