Joe lalu mendaftar untuk perawatan eksperimental tersebut. Menurut dokter, apa yang mereka lakukan tidak akan menyelamatkan penderita tetapi mungkin memperpanjang harapan hidup dari tiga bulan menjadi satu tahun.
Tetapi Joe berpikir bahwa menghubungi kontak yang tertera di poster forum tersebut juga tidak ada salahnya. Dan yang mengejutkan, orang yang ia hubungi adalah seorang dokter hewan yang memiliki kisah yang sangat menarik untuk diceritakan.
Dokter hewan memberi tahu Joe bahwa para ilmuwan tidak sengaja menemukan obat cacing untuk anjing. Obat tersebut diklaim mampu menyerang sel kanker pada tikus.
Salah satu ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut telah didiagnosis kanker otak stadium 4 dan telah memberikan prognosis yang sama suramnya dengan Joe, tetapi dia mulai mengonsumsi pil cacing anjing dan dalam waktu enam minggu, kankernya hilang.
Baca Juga: Sempat Datangi RS Kanker, Peggy Melati Sukma Ungkap Penyakit yang Diidapnya
Joe Tippens tetap masuk dalam uji klinis yang disarankan dokter tetapi ia juga tetap mengonsumsi fenbendazole.
Dia tidak memberi tahu dokternya tentang hal tersebut sampai tiga bulan kemudian, ketika ia melakukan pemindaian PET untuk memeriksa penyebaran kanker, ia terkejut mengetahui bahwa tidak ada tanda-tanda tumor di mana pun di dalam tubuhnya.
"Tiga bulan sebelumnya, Ada kanker di tubuh saya dari kepala sampai kaki. Dan itu adalah metastasis yang sangat berbahaya yang menyebabkan hampir 100 persen korbannya mati dalam 3 bulan. Sekarang di sini saya 3 bulan kemudian dan pemindaian PET benar-benar gelap kosong dari cahaya di manapun."
Pada September 2017, Joe kembali melakukan pemindaian dan menunjukkan dia bebas kanker.
Kali ini dia memberi tahu dokternya tentang ia yang selalu mengonsumsi fenbendazole, tetapi tetap tidak ada bukti bahwa obat cacing tersebut bekerja.
Baca Juga: Cegah Kanker Serviks, Rutin Lakukan Pemeriksaan Dini
Joe juga mengonsumsi suplemen vitamin E, CBD, dan kurkumin yang tersedia secara hayati, plus melakukan uji klinis yang disarankan para dokter.