Jangan Terbalik, Ini Bedanya Deodoran dengan Antiperspirant!

Kamis, 02 Mei 2019 | 12:27 WIB
Jangan Terbalik, Ini Bedanya Deodoran dengan Antiperspirant!
Deodoran dan antiperspirant, apa sih perbedaannya? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deodoran alami sangat populer akhir-akhir ini, terutama karena klaim bahwa aluminium, bahan aktif dalam kebanyakan antiperspirant yang dijual bebas, dapat meningkatkan risiko kanker atau memiliki hubungan dengan penyakit Alzheimer.

Arielle Nagler, seorang ahli dermatologi dan profesor di departemen dermatologi NYU Langone Medical Center, mengatakan jika deodoran alami tidak memiliki sifat antibakteri, maka penggunaannya terbukti tidak efektif.

Dilansir Huffington Post, meskipun banyak orang menggunakan istilah deodoran dan antiperspirantt secara bergantian, sebenarnya keduanya bukanlah hal yang sama. Sederhananya, deodoran membantu menghalangi bau badan tetapi tidak menghentikan Anda dari berkeringat.

Sementara antiperspirant yamg biasanya mengandung aluminium yang berfungsi menghalangi kelenjar keringat, yang pada gilirannya mengurangi ekskresi keringat, kata Dr. Forum Patel, seorang dokter kulit di Union Square Laser Dermatology di New York.

Baca Juga: Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant, Sudah Tahu?

Menariknya, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengklasifikasikan antiperspirant sebagai obat karena mereka mencegah keringat, yang merupakan fungsi tubuh alami.

Deodoran, di sisi lain, biasanya tidak mengandung aluminium. Sebagai gantinya, ia biasanya bekerja dengan menutupi bau dengan wewangian atau menggunakan properti untuk memerangi bakteri yang memecah keringat.

"Keringat mencerna lapisan atas kulit kita, dan bakteri memakan sel-sel kulit mati itu," kata Patel. Tindakan itulah yang menyebabkan bau badan, tambahnya.

Ilustrasi lelaki menggunakan deodoran. (Shutterstock)
Ilustrasi lelaki menggunakan deodoran. (Shutterstock)

"Alasan mengapa orang menggunakan deodoran berbahan dasar aluminium dan mereka lebih jarang mencium bau adalah karena mereka pada dasarnya menghalangi kelenjar keringat, sehingga bakteri di bagian atas kulit Anda tidak pernah melihat keringat, oleh karena itu tidak pernah menciptakan bau itu," kata Patel lagi.

Inilah mengapa deodoran alami dapat membantu mengurangi bau, karena banyak dari mereka mengandung minyak esensial, beberapa di antaranya memiliki sifat antibakteri, seperti minyak pohon teh, misalnya.

Baca Juga: 5 Kesalahan Pakai Deodoran, Ternyata Banyak yang Salah Nih!

Sifat-sifat antibakteri dalam minyak esensial tertentu dapat membantu mengurangi bau, kata Dr. Charisse Dolitsky, seorang ahli dermatologi di Schweiger Dermatology di New York, kepada HuffPost.

Sederhananya, antiperspirant menghambat keringat sementara deodoran berurusan dengan bau tersebut.

Secara umum, kekhawatiran terbesar orang menggunakan antiperspirant karena hal ini berkaitan dengan aluminium yang anti-keringat.

Menurut Patel, ada dua asosiasi buruk mengenai aluminium. Yang pertama berkaitan dengan teori lama bahwa aluminium berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Teori ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1965, ketika para ilmuwan menemukan bahwa kelinci yang disuntik dengan dosis aluminium yang sangat tinggi mengembangkan serat protein bengkok yang menumpuk di sel otak yang mengarah ke Alzheimer.

Hubungan negatif kedua dengan aluminium, terutama dalam antiperspirant, adalah bahwa hal itu mungkin terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara. Namun, menurut National Cancer Institute, tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan penggunaan produk ini dengan perkembangan kanker payudara.

Ilustrasi deodoran (shutterstock)
Ilustrasi deodoran (shutterstock)

"Teori semacam itu muncul karena ketika kita memikirkan di mana kita memakai deodoran, area terdekatnya adalah payudara, yakni bagian kanan atas. Dan apa yang (peneliti) lihat adalah bahwa sebagian besar kanker payudara dimulai dari bagian kanan atas juga," kata Patel.

Akibatnya, dihipotesiskan bahwa deodoran berbasis aluminium mungkin bertanggung jawab sebagai penyebab kanker. Diyakini bahwa mereka menembus ke dalam aliran darah dan mendatangkan malapetaka pada sel-sel payudara, akhirnya bermutasi menjadi kanker.

Jadi, haruskah kita membuang antiperspirant berbasis aluminium untuk selamanya? Jawaban singkatnya adalah tidak.

Ketika berbicara tentang kaitan aluminium dengan Alzheimer dan kanker, para dokter yang kami ajak bicara sepakat tidak ada cukup bukti konklusif untuk membuktikan teori mana pun.

Sehingga, penggunaan antiperspirant dan deodoran tergantung kebutuhan Anda, apakah untuk menghentikan keringat atau mengurangi bau badan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI