Gangguan Jiwa Bukan Halangan Lelaki Ini Luncurkan Lima Novel

Rabu, 24 April 2019 | 17:40 WIB
Gangguan Jiwa Bukan Halangan Lelaki Ini Luncurkan Lima Novel
Saka Rosanta, eks pasien gangguan jiwa yang menuliskan lima novel. (Suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan Jiwa Bukan Halangan Lelaki Ini Luncurkan Lima Novel

Pengidap gangguan jiwa masih mendapat stigma, meskipun ia sudah sembuh dan kembali ke masyarakat. Hal ini rupanya tidak menjadi halangan seorang lelaki asal Bali untuk terus berkarya.

"Kalau saya di stigma orang gila, saya buktikan kalau punya karya," ujar Saka Rosanta (37) ketika ditanyai bagaimana pendapat orang-orang atas kondisinya saat ini.

Ya, Saka merupakan penyintas orang dengan skizofrenia. Kondisinya yang kerap disebut sebagai 'orang gila' oleh masyarakat awam ini membuat Saka harus melawan stigma ini dengan membuktikan bahwa ia juga bisa berkarya bahkan melampaui orang pada umumnya.

Baca Juga: Lagi Musim Hujan, Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai Penyakit Ini

"Kebanggaan dalam diri bahwa saya bukan orang gila. Karena saya bisa punya karya. Menurut saya kita butuh ruang ekspresi dan saya memilih lewat menulis buku," imbuhnya.

Saka bercerita bahwa dirinya pernah mengalami episode yang berat dalam hidupnya. Sejak kecil ia sudah terbiasa mendapat kekerasan dari ibu tirinya. Hal ini membuatnya mengalami gangguan kecemasan berat sehingga insomnia.

Saka Rosanta, eks pasien gangguan jiwa yang menuliskan lima novel. (Suara.com/Firsta Nodia)
Panti Rehabilitasi Sosial Rumah Berdaya Denpasar (Suara.com/Firsta Nodia)

Bahkan pada waktu duduk di bangku SMA, Saka pernah berencana mengakhiri hidup dengan gantung diri hingga menenggak racun. Namun Dewi Fortuna masih berpihak padanya. Ia pun menikah dan sang istrilah yang menjadi motivasi bagi dirinya untuk melawan gangguan skizofrenia yang diidapnya selama ini.

"Waktu saya ngamuk istri saya bilang mau sama dunia sendiri atau kerja. Lalu saya mikir apa sih yang dimaksud dunia sendiri. Akhirnya saya cari penyembuhan untuk diri sendiri. Dengan menulis akhirnya saya sembuh," ujar Saka.

Saka pun mencari penyembuhan untuk dirinya sendiri. Hingga akhirnya menemukan bahwa menulis merupakan terapi penyembuhan terbaik bagi dirinya. Saka sangat berterima kasih pada sang istri yang selalu mendampingi di kala susah dan senangnya, hingga Ia membuat novel untuk sang istri.

Baca Juga: Minimalisir Stres Pasca Pemilu pada Caleg, Ini Antisipasi Kemenkes

"Istri saya, saya buatin novel, novel saya yang ketiga judulnya Buku Itu di Atas Kertas. Istri saya namanya Dewi. Endingnya Dewi yang seperti Dewi Kwan Im. Seorang ibu yang penuh kasih sayang merawat saya dari saya sakit, sampai sembuh," lanjut Saka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI