Biarkan Balita Main Gadget 3 Jam, Peneliti : Perilaku Anak Akan Bermasalah

Senin, 22 April 2019 | 12:42 WIB
Biarkan Balita Main Gadget 3 Jam, Peneliti : Perilaku Anak Akan Bermasalah
Seorang anak perempuan bermain gadget. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Biarkan Balita Main Gadget 3 Jam, Peneliti : Perilaku Anak Akan Bermasalah.

Saat ini, waktu melihat layar atau screen time pada anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) semakin tinggi dan meningkat dua kali lipat selama periode 17 tahun terakhir, dari rata-rata 1,32 jam sehari menjadi 3,05 jam sehari.

Hal tersebut menunjukkan bahwa zaman sekarang, banyak balita yang menghabiskan waktu rata-rata tiga jam sehari di depan smartphone, tablet, atau layar televisi.

Terkait hal ini, sebuah studi dilakukan untuk menyelidiki dampak dari waktu melihat layar terhadap perilaku anak-anak.

Baca Juga: Bebaskan Anak-Anak Main Gadget, Ini Syarat dari Mona Ratuliu

Kebanyakan main gadget bisa bikin anak alami kerusakan saraf? (Shutterstock)
Ilustrasi anak main gadget (Shutterstock)

Dalam jurnal ilmiah PLOS One, yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Alberta di Kanada, peneliti mengatakan hal ini dapat menyebabkan masalah perilaku mereka.

Dengan menggunakan data dari studi Canada Healthy Infant Longitudinal Development (CHILD), para peneliti menyelidiki pola perilaku anak-anak melalui data yang dikumpulkan dari hampir 2.500 anak berusia lima tahun dan keluarga mereka. 

Mereka diharuskan mengisi Daftar Periksa Perilaku Anak, yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah emosi dan perilaku pada anak-anak dan remaja.

Apa hasilnya? klik halaman selanjutnya.

Menurut para peneliti, anak-anak yang terpapar lebih banyak waktu tayangan di usia tiga dan lima tahun berisiko lebih besar mengalami masalah perilaku daripada mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu di depan layar setiap hari.

Baca Juga: Keseringan Main Gadget, Anak Jadi Malas Belajar dan Tidak Produktif

"Asosiasi ini lebih besar daripada faktor risiko lain yang kami nilai, termasuk waktu tidur, stres orangtua, dan faktor sosial ekonomi," kata Sukhpreet Tamana, penulis pertama studi tersebut dan rekan postdoctoral di Departemen Pediatri di University of Alberta.

Menurut Piush Mandhane, profesor asosiasi pediatri dan universitas, waktu pemutaran tayangan memiliki dampak signifikan pada anak-anak berusia lima tahun.

"Pedoman Kanada saat ini menyerukan agar anak pada usia itu tidak memiliki waktu melihat layar lebih dari dua jam sehari. Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa lebih sedikit waktu layar akan lebih baik," tambah profesor itu.

Tamana menyatakan bahwa mendorong anak-anak untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang terorganisir dapat mengurangi risiko mereka mengembangkan masalah perilaku dan perhatian.

"Banyak hal yang Anda lakukan melalui kegiatan yang terorganisasi. Itu sangat penting bagi anak-anak sejak dini," kata peneliti.

"Saya pikir sebagai pengganti waktu melihat layar, akan bermanfaat bagi orangtua untuk meningkatkan kegiatan terstruktur sebagai gantinya," ujar dia.

Para peneliti dari studi tersebut menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak wawasan mengenai apakah jenis konten yang diekspos anak-anak di layar memiliki efek berbeda pada perilaku mereka.

Profesor Mandhane bahkan menambahkan bahwa kumlah waktu layar yang optimal untuk anak-anak di usia prasekolah, menurut penelitian mereka, adalah antara nol dan 30 menit saja sehari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI