Menurut para peneliti, anak-anak yang terpapar lebih banyak waktu tayangan di usia tiga dan lima tahun berisiko lebih besar mengalami masalah perilaku daripada mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu di depan layar setiap hari.
"Asosiasi ini lebih besar daripada faktor risiko lain yang kami nilai, termasuk waktu tidur, stres orangtua, dan faktor sosial ekonomi," kata Sukhpreet Tamana, penulis pertama studi tersebut dan rekan postdoctoral di Departemen Pediatri di University of Alberta.
Menurut Piush Mandhane, profesor asosiasi pediatri dan universitas, waktu pemutaran tayangan memiliki dampak signifikan pada anak-anak berusia lima tahun.
"Pedoman Kanada saat ini menyerukan agar anak pada usia itu tidak memiliki waktu melihat layar lebih dari dua jam sehari. Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa lebih sedikit waktu layar akan lebih baik," tambah profesor itu.
Baca Juga: Bebaskan Anak-Anak Main Gadget, Ini Syarat dari Mona Ratuliu
Tamana menyatakan bahwa mendorong anak-anak untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang terorganisir dapat mengurangi risiko mereka mengembangkan masalah perilaku dan perhatian.
"Banyak hal yang Anda lakukan melalui kegiatan yang terorganisasi. Itu sangat penting bagi anak-anak sejak dini," kata peneliti.
"Saya pikir sebagai pengganti waktu melihat layar, akan bermanfaat bagi orangtua untuk meningkatkan kegiatan terstruktur sebagai gantinya," ujar dia.
Para peneliti dari studi tersebut menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak wawasan mengenai apakah jenis konten yang diekspos anak-anak di layar memiliki efek berbeda pada perilaku mereka.
Profesor Mandhane bahkan menambahkan bahwa kumlah waktu layar yang optimal untuk anak-anak di usia prasekolah, menurut penelitian mereka, adalah antara nol dan 30 menit saja sehari.
Baca Juga: Keseringan Main Gadget, Anak Jadi Malas Belajar dan Tidak Produktif