Suara.com - Tips Parenting Agar Anak Disiplin dari Maya Septha, Apa Itu?
Punya tiga anak, presenter Maya Septha paham betul bagaimana rasanya membesarkan dan mendisiplinkan anak.
Seperti yang kita tahu mendidik anak agar disiplin dan paham peraturan bukan persoalan yang mudah. Orang tua baru sering kali kebingungan cara mendidik, menegur, dan memanjakan anak yang benar.
Apalagi orang tua sebagai pemegang kendali utama dalam pembentukan karakter anak di dalam dan luar rumah. Karena itu Maya Septha pun berbagi caranya membuat ketiga anaknya disiplin melalui instagram pribadinya.
Baca Juga: Kiat-kiat Parenting dalam Mengawasi Anak yang Suka Main Game
Maya Septha mengaku selalu mempertimbangkan lebih dulu sebelum menegur dan memberi tahu anak-anaknya ketika berbuat kurang baik agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Maya Septha, seperti kemungkinan respons anaknya ketika diberi tahu sampai seberapa tega ia akan menegur anaknya.
"Ngukur apa? Ngukur kemampuan saya untuk mempertahankan ketegaan saya. Ngukur nilainya sepadan atau engga. Ngukur mood anak kira kira bakal nurut atau enggak. Bakalan jadi ngerti apa nangis doang ga karuan," tulisnya di Instagram, dikutip dari Himedik.com.
Artis cantik ini menganggap mendidik anak itu layaknya perang. Setiap kali orang tua mengambil keputusan untuk menegur dan memberi tahu anaknya tidak boleh berubah pikiran karena itu hanya akan membuat anak kebingungan.
Sebab, sering kali terjadi anak menangis karena ditegur lalu orang tua akan berusaha mengalah karena tak tega. Padahal langkah tersebut hanya akan membuat Si Kecil bingung dan menyepelekan sikap orang tuanya yang memilih mengalah.
"Semacam kalau ini perang, saya nanti menang apa kalah nih. Kalau udah tau akan kalah, misalnya kalo nanti udah nangis lama 15 menit sampe pusing akhirnya saya ngalah juga, mendingan ngalah dari awal make it short negornya. daripada kita ngga konsisten dan anak besok2 ga percaya atau ngegampangin aja. Ah ntar juga kalo nangis terus mami boleh kok," lanjutnya.
Baca Juga: BKKBN: Parenting Mampu Cegah Gangguan dalam Pertumbuhan
Namun, jika Maya Septha atau orang tua lainnya yakin bahwa tegurannya akan membuat anak mengerti maka tak masalah diselesaikan sampai tuntas. Orang tua harus memastikan energinya tak akan terbuang sia-sia setiap kali ingin menegur perbuatan anaknya.
"Tapi kalau saya yakin ini penting, sepadan, saya lagi ngga pusing dan kayaknya bisa bertahan sampai "perangnya selesai", dan kalau saya sanggup ngejelasin anaknya ngerti maksud saya then i will go for it.
"Tapi kalau saya ngga mampu bikin dia paham, Cuma bikin anak nangis dan kita marah artinya ga efektif. Anak ga belajar apa apa dan kita juga cuma marah2 gajelas aja. Ga selesai. Mending gausah," sambungnya.
Di sisi lain, Maya Septha mengaku tidak ingin menegur hanya untuk membuat anaknya menangis dan ia hanya membuang tenaga untuk marah-marah tanpa kejelasan. Karena, kondisi tersebut tidak memberi pelajaran apapun bagi anak maupun orang tua sendiri.
Maya Septha juga berusaha selalu menegur ketiga anaknya sesuai dengan karakter dan usia masing-masing. Karena cara mendidik anak satu dengan lainnya selalu berbeda sesuai dengan daya tangkap mereka masing-masing.
"Tujuan kita menegur supaya anak belajar sesuatu. Supaya anak ngerti benar salah. Supaya kita punya kesepakatan. Bukan utk melampiaskan emosi. Kadang kita jadi ortu suka khilaf. Jangan lupa menimbang marah kita sesuai ngga dengan salahnya anak. Dan umurnya sesuai ngga sama ekspektasi kita," tandasnya. (Himedik.com/Shevinna Putti Anggraeni)