Perpustakaan Ditutup, Anak Lakukan Vandalisme Saat Orang Tua Sibuk Main HP

Rabu, 10 April 2019 | 15:00 WIB
Perpustakaan Ditutup, Anak Lakukan Vandalisme Saat Orang Tua Sibuk Main HP
Ilustrasi perpustakaan anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perpustakaan Ditutup, Anak Lakukan Vandalisme Saat Orang Tua Sibuk Main HP.

Perpustakaan masih menjadi tujuan banyak orang untuk membaca buku di tengah zaman digital yang super modern ini. Masih banyak yang menyukai cara lama mendapatkan informasi ini.

Namun niat menawarkan informasi perpustakaan baru di wilayah Sabah, Malaysia yang baru saja dibuka awal bulan April 2019 lalu terpaksa ditutup. 

Tak tanggung-tanggung, desain perpustakaan di Sabah ini begitu futuristik dan menarik perhatian banyak pengunjung dan wisatawan. Namun dirusak oleh pengunjung atau adanya vandalisme dari anak-anak.

Baca Juga: Komisi X Apresiasi Pengelolaan Perpustakaan Kabupaten Semarang

The Malay Mail menyebutkan bahwa, area perpustakaan khusus anak terpaksa ditutup karena banyak interior yang dirusak pengunjung.

Bagian rak dan dinding ruangan dirusak yang kemungkinan dilakukan anak-anak pengunjung perpustakaan.

Terdapat banyak coretan di dinding dan rak perpustaakaan tersebut.

Dilansir Guideku.com dari laman World of Buzz, manajemen mengumumkan bahwa mereka akan menutup sementara sebagian ruangan dari perpustakaan.

''Saya diberitahu oleh staf saya pada hari Minggu sore, bahwa area anak-anak rusak. Buku-buku diinjak, kursi toilet rusak. Yang paling tidak sopan adalah orang tua sangat tidak pengertian,'' sebut Wong Vui Yin selaku direktur perpustakaan.

Baca Juga: Kini Naskah Kuno Bisa Dilihat di Situs Perpustakaan Nasional RI Lho!

Foto-foto kerusakan perpustakaan tersebut diunggah oleh salah seorang pengguna Facebook.

Vandalisme di perpustakaan Sabah, Malaysia. (Facebook/Dorice D)
Vandalisme di perpustakaan Sabah, Malaysia. (Facebook/Dorice D)

Menurut pengakuan netizen ini, orang tua justru asyik bermain smartphone dan makan di area membaca, bukannya mengawasi anak-anak mereka.

Staff perpustakaan sebelumnya bahkan sempat memperingatkan para orang tua untuk menjaga anak-anak mereka.

Namun yang terjadi, orang tua justru menyalahkan pihak perpustakaan karena telah menyediakan krayon dan pena berwarna.

Oleh karenanya setelah ini, Wong berniat untuk memperketat pengawasan di perpustakaan.

''Jadi nantinya kami akan membuka registrasi online di mana sukarelawan dapat menawarkan kegiatan mendongeng, serta memantau anak-anak dan membuat kerajinan atau apa pun yang kita butuhkan untuk anak-anak,'' imbuh Wong.

Duh, semoga vandalisme di perpustakaan ini tidak terulang kembali, dan perpustakaan untuk anak-anak dapat menurutsertakan orang tua yang membawa anaknya untuk memantau anak-anak saat di perpustakaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI